Jawab AS Hikam Soal Negara Korupsi, Mahfud MD: Itu Semua Permainan Medsos Omong Kosong
Berita utama | 4 Mei 2021, 06:18 WIB“Tahun 1966 saat Bung Karno turun angka kemiskinan tersisa 54% dari sebelum merdeka yang mungkin lebih dari 99%. Saat Soeharto jatuh tahun 1998 angka kemiskinan tersisa 18%,” ujarnya.
“Pada era reformasi setelah melalui Presiden Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY (1998-2014) jumlah orang miskin turun lagi tinggal 11,9%. Pada akhir pemerintahan Jokowi I (2019) turun lagi tinggal 9,1% dan tahun 2020 naik karena ada pandemi covid-19 menjadi 9,7%,” tambahnya.
Dalam penjelasannya, Mahfud menuturkan sebagai negara merdeka Indonesia bisa menurunkan jumlah orang miskin dari waktu ke waktu. Meskipun banyak korupsinya, apalagi kalau tidak ada korupsi.
“Itu pernyataan Saya,” tegasnya.
Jadi, lanjut Mahfud, pernyataannya saat berbicara dua hal yang berbeda tak punya hubungan kausalitas. Pertama, katanya, demokrasi kita dianggap sudah kebablasan sehingga melahirkan banyak korupsi.
“Ini harus diperbaiki sebagai bagian dari upaya melawan korupsi, titik. Kedua, karena negara kita merdeka maka angka kemiskinan turun secara konsisten dari waktu ke waktu,” katanya.
“Meski banyak korupsi, berkah kemerdekaan itu telah menurunkan angka kemiskinan secara konsisten dari waktu ke waktu, apalagi jika tidak ada korupsi. Banyaknya korupsi itu fakta, turunnya angka kemiskinan itu fakta lain yang tak ada hubungan kausalitas,” tutup Mahfud.
Sebelumnya, mantan menteri Ristek di era Presiden Abdurrahman Wahid, Muhammad AS Hikam di media sosial mengeritik pernyataan Mahfud MD.
"Kata prof Mahfud MD: Negara Kita sangat koruptif, oligarki,dsb...Tapi kita tak boleh sepenuhnya kecewa. Sebab ada kemajuan." Justeru Kedua hal itu jadi penyebab kemunduran Pak. SELENCO!
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV