Guru Susan Mengidap Guillain-Barre Syndrome, Kelumpuhannya Usai Divaksin Covid-19 Disebut Kebetulan
Peristiwa | 3 Mei 2021, 16:57 WIBSUKABUMI, KOMPAS.TV - Prof. Kusnandi Rusmil, Ketua Komisi Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jawa Barat menyebut, Susan Antela (31) menderita kelumpuhan karena terjangkit virus sebelum vaksinasi Covid-19.
Kusnandi mengatakan, kelumpuhan usai vaksinasi itu kebetulan saja. Sebabnya, guru honorer asal Cisolok, Sukabumi itu telah terjangkit virus penyebab guillain barre syndrome (GBS).
“Sebelum diimunisasi, sudah terjadi infeksi tanpa gejala yang menimbulkan penyakit GBS. Jadi itu kebetulan saja,” ujar Kusnandi dalam konferensi pers virtual, Senin (3/5/2021).
Baca Juga: Komnas KIPI Belum Bisa Pastikan Guillain-Barre-Syndrome Dampak Dari Vaksinasi Covid-19
Menurut Kusnandi, penyakit GBS ini sudah menjangkiti Susan dua hingga empat minggu sebelum kelumpuhan usai vaksinasi itu.
“Sebetulnya dua minggu sebelumnya ada tanda-tanda infeksi yang tidak bergejala. Oleh karena GBS itu tidak mungkin langsung begitu suntik langsung lumpuh,” kata Kusnandi.
Ia juga menambahkan, penyakit itu akan tetap menyebabkan kondisi yang saat ini Susan derita, meski tidak menjalani vaksinasi Covid-19.
“Sebenarnya disuntik atau tidak disuntik vaksin, (kondisi) akan terjadi,” beber Kusnandi.
Rodman Tarigan, Anggota Komda KIPI Jabar mengaku, ada kesulitan mengetahui seseorang terjangkit virus pemicu GBS ini saat proses screening sebelum vaksinasi Covid-19.
“Kita agak sulit menanyakan ke siapa pun yang akan divaksinasi gejala-gejala GBS. Jadi agak sulit memang untuk melakukan screening karena manifestasi (gejala) tidak muncul,” jelas Rodman.
Baca Juga: Guru Susan Lumpuh Usai Vaksinasi Covid-19, Komite KIPI lakukan Investigasi
Susan sendiri datang ke tempat vaksinasi dalam keadaan yang terlihat sehat, menurut Rodman.
“Kalau ada batuk atau pilek sudah bisa di-screening (disaring). Dia datang dalam kondisi sehat, tapi sudah terpapar oleh sesuatu, inflamasi (peradangan) yang ternyata setelah divaksinasi muncul kondisi tersebut,” ujar Rodman.
Daud Achmad, Ketua Harian Satgas COVID-19 Jawa Barat menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Komisi KIPI.
Hal ini untuk memperbaiki proses penyaringan penerima vaksin Covid-19.
“Kita antisipasi di-screening harus lebih detail lagi karena ini ranahnya medis,” kata Daud.
Susan Antela mengalami mata buram dan kesulitan gerak tubuh setelah 12 jam pasca vaksinasi Covid-19.
Baca Juga: Pengurus Mesjid yang Usir Jemaah karena Pakai Masker Ternyata Sudah Sering Ditegur Polisi
Sepanjang 1 April hingga 21 April 2021 pemerintah telah memberikan hampir 20 juta dosis vaksin Covid-19.
Kusnandi mengatakan, pihak KIPI belum menemukan kasus serupa di antara para penerima vaksin itu.
"Termasuk pada uji klinis vaksin 1, 2 dan 3. Belum ada bukti kelemahan anggota gerak dan keburaman mata dengan vaksin COVID-19,” ungkap Kusnandi.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV