Atta Halilintar Positif Covid-19 Lagi, Simak Penjelasan Epidemiolog Terkait Penyebab Reinfeksi
Update corona | 26 April 2021, 15:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Untuk kedua kalinya, Youtuber Atta Halilintar dinyatakan kembali positif Covid-19. Kabar positif terinfeksi kembali itu dia ungkap melalui unggahannya di Instagram pribadinya.
"YA ALLAH ???? :( Shock!! aku positif C0V1D-19 lagi untuk kedua kalinya.. setelah swab test untuk besok kerja terbang ke Solo.. ternyata hasilnya positif," tulis @attahalilintar.
Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, menanggapi kabar tersebut. Menurut Dicky, kasus reinfeksi atau terinfeksi Covid-19 kembali bisa terjadi antara lain karena viral load yang tinggi.
Baca Juga: Aurel Pakai APD Hibur Suami yang Kena Covid-19, Atta Halilintar: Malah Mirip Teletubbies
Dicky melanjutkan, reinfeksi umumnya memiliki gejala sedang. Meski demikian, reinfeksi dapat menimbulkan kematian.
“Pertama harus dipahami reinfeksi secara definisi adalah terjadinya infeksi kedua setelah penderita ini pernah terinfeksi covid dibuktikan dengan hasil laboratorium,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (25/4/2021).
Penetapan diagnosa reinfeksi memang tak mudah. Hal tersebut dikarenakan tak semua orang tahu dirinya pernah terinfeksi atau tidak.
Baca Juga: Epidemiolog UGM: Larangan Mudik Tak Jamin Kasus Covid-19 Berkurang
“Nah kalau bicara reinfeksi penyebabnya adalah ditentukan antara lain karena viral load yang tinggi karena ia ke tempat ramai, mudik dan sebagainya, jadi paparan tinggi akhirnya terinfeksi lagi,” lanjut Dicky.
Terlebih dengan adanya virus varian baru bisa saja menurunkan efikasi antibodi yang telah terbentuk pada infeksi yang pertama.
Selain itu faktor lain penyebab reinfeksi karena gangguan sistem imunitas tubuh seperti pada penderita kanker atau mereka yang menerima imunosupresi.
“Sehingga artinya walau kita sudah pernah terinfeksi bukan berarti aman. Tidak,” tegasnya.
Baca Juga: Eks Direktur Penyakit Menular WHO Sebut Ada 5 Faktor Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 India
Dalam data yang dia paparkan potensi reinfeksi kepada penyintas kurang lebih 10 persen pada sampel di usia 18 hingga 20 tahun dengan stamina bagus.
Anak muda yang menjadi penyintas virus, Dicky tegaskan, tetap bisa terinfeksi kembali.
Ia mengimbau pentingnya vaksin untuk semua golongan termasuk yang sudah pernah terinfeksi atau penyintas salah satunya agar reinfeksi dapat dicegah.
Baca Juga: Bagaimana Larangan Mudik Bisa Berjalan Efektif?
Ke depannya Covid-19 bahkan memiliki potensi menjadi endemik yang sangat besar.
Jika mengacu pada prediksi, seseorang dua atau tiga tahun sekali bisa terinfeksi Covid-19 dengan varian baru.
“Karena itu vaksinasi penting dan harus dimodifikasi. Karna secara umum potensi masyarakat umum terinfeksi semakin meningkat dengan adanya banyak varian yang bisa ada mutasi di dalamnya yang bisa menurunkan efikasi,” jelasnya.
Penulis : Danang Suryo Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV