> >

Kunjungi PBNU, Mendikbud Nadiem Makarim Minta Maaf Atas Polemik Kamus Sejarah RI

Peristiwa | 22 April 2021, 18:51 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim saat berkunjung ke kantor PBNU (Sumber: NU Online)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, terlihat mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (22/4/2021). 

Dalam kunjungannya tersebut, Mendikbud meluruskan mengenai polemik Kamus Sejarah RI yang belakangan ini jadi sorotan berbagai kalangan. 

Bertemu dengan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, Nadiem meminta maaf kepada warga NU atas kegaduhan dan ketidaknyamanan yang terjadi.

"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," kata Nadiem yang dikutip dari NU Online, Kamis (22/4/2021). 

Baca Juga: Nadiem Perintahkan Untuk Menyempurnakan Kamus Sejarah

Lebih lanjut ia berjanji untuk segera melakukan revisi total terhadap kamus sejarah RI.

"Kami sudah membentuk tim untuk merevisi total kamus tersebut,” tegasnya. 

Kunjungan Nadiem Makarim di kantor PBNU juga ia unggah dalam akun Instagram miliknya. 

Nadiem terlihat berfoto dengan Ketua Umum PBNU Said Aqil dan Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid.

Dalam keterangan fotonya, ia sangat bersyukur Indonesia memiliki pemimpin-pemimpin yang begitu mendamaikan dan penuh solusi. 

"Saran dan masukan beliau-beliau sungguh berharga," tulis Nadiem, Kamis (22/4/2021).

Nadiem juga mengucapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan dan restu bagi Kemendikbud untuk menyempurnakan kamus sejarah, bersama dengan Nahdlatul ulama dan elemen masyarakat lainnya.

Baca Juga: Nama KH Hasyim Asyari Hilang di Kamus Sejarah Indonesia Jilid I, Ini Respons Kemendikbud

Sebagai informasi, nama tokoh pendiri NU Hadratus Syekh Hasyim Asyari hilang dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Terkait hal ini, Ketua Umum NU CIRCLE (Masyarakat Profesional Santri), R. Gatot Prio Utomo, meminta pertanggung jawaban Mendikbud Nadiem Makariem atas penghilangan jejak sejarah tersebut.

“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asyari, tetapi tidak ada entry nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohanya. Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” kata Gatot

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU