> >

Kadispenal Sebut Nasib 53 Personel Kapal Selam KRI Nanggala-402 Masih Belum Bisa Dipastikan

Berita utama | 22 April 2021, 08:33 WIB
kapal selam KRI Nanggala 402 dikabarkan hilang kontak di Laut Bali, Rabu (21/4/2021). (Sumber: KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan belum ada perkembangan baru terkait Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang dilaporkan hilang kontak di Perairan Utara Bali.

Hal tersebut disampaikan Kadispenal Laksamana Pertama Julius Widjojono dalam tayangan Sapa Pagi KOMPAS TV, Kamis (22/4/2021).

“Masih seperti kemarin, KRI yang terlibat dalam operasi SAR, KRI RE Martadinata dari I Gusti Ngurah, KRI Diponegoro, Kapal Markas sementara ini dipimpin oleh Bapak Kepala Staf Angkatan Laut laksamana Yudo Margono di KRI Dr Soeharto,” katanya.

“Kemudian juga melibatkan heliventer dan juga besok akan tiba KRI Rigel, mengenai informasi kondisi ABK yang tadi disebutkan tadi belum (bisa dipastikan -red),” lanjutnya.

Laksamana Pertama Julius Widjojono menuturkan saat itu proses pencarian Kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak di Perairan Utara Bali masih terus dilakukan.

Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan pihaknya sudah menemukan areanya atau titik lokasi Kapal selam KRI Nanggala-402.

Baca Juga: Ini 53 Nama Personel Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Hilang Kontak di Perairan Bali

“Areanya sudah (ditemukan -red). Berdasarkan tumpahan minyak kemarin,” ujarnya.

Dikonfirmasi soal Kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami blackout sehingga tidak bisa mengirim sinyal. Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan pihak belum menerima adanya informasi tersebut.

“Belum ada informasi itu,” ucapnya.

Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan proses pencarian Kapal selam KRI Nanggala-402 menggunakan sonar yang juga digunakan KRI Rigel. Tetapi, sambungnya, bukan seperti sistem sinyal seperti black box sehingga harus menemukan fisiknya.

“Iya (Harus menemukan fisiknya -red), antara lain seperti itu,” kata Julius.

Dalam konfirmasinya, Laksamana Pertama Julius Widjojono menuturkan Kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak berada di kedalaman 600-700 meter.

Semantara, sambungnya, Kapal selam KRI Nanggala-402 hanya bisa berada di kedalaman 250-500 meter.

“Kalau lebih dari itu cukup fatal sebenarnya, berbahaya,” katanya.

Baca Juga: Dari Black Out danTangki BBM Bocor Diduga jadi Penyebab Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang Kontak

Lebih lanjut, Laksamana Pertama Julius Widjojono memohon doa restu kepada seluruh bangsa Indonesia agar kamu bisa menemukan 53 personel Kapal selam KRI Nanggala-402 dalam keadaan baik.

Sebelumnya, Kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak di Perairan Utara Bali sekitar pukul 03.00 WITA, Rabu (21/4/2021).

KRI Nanggala-402 diduga tenggelam saat sedang gladi resik untuk latihan penembakan rudal.

Namun saat melakukan perjalanan dari Surabaya menuju perairan selat Bali, kapal selam buatan Jerman tersebut hilang kontak dan tidak terdeteksi oleh radar.

Menurut rencana, KRI Nanggala-402 dijadwalkan ikut dalam latihan penembakan rudal di laut Bali, Kamis (22/4/2021).

Kapal yang hilang kontak 90 kilometer di utara perairan Bali, diduga berada di Palung dengan kedalaman 700 meter.

Baca Juga: Petugas Gabungan Bersiaga di Pelabuhan Celukan Bawang Buleleng Cari Kapal Selam KRI Nanggala-402

Kapal selam KRI Nanggala-402 memiliki berat 1,395 ton, dimensi panjang 59,5 meter, lebar 6,3 meter, tinggi 5,5 meter.

Kapal ini menggunakan 4 mesin diesel elektrik dan mampu menyelam 3 bulan dengan kedalaman maksimal 250 meter di bawah permukaan laut.

KRI Nanggala-402 dilengkapi persenjataan 14 buah torpedo 21 inci dalam 8 tabung dan memiliki jarak tembak sejauh 2 mil, serta sensor sonar jenis CSU-32 suite.

Dari catatan KOMPAS TV, KRI Nanggala-402 merupakan satu dari dua kapal selam tua buatan industri Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel, Jerman Barat, tahun 1978.

KRI Nanggala memiliki kecepatan jelajah 21,5 knot dan sempat menjalani perawatan peremajaan di galangan kapal Daewo Shipbuilding dan Marine Engineering di Korea Selatan tahun 2009-2012.

Kapal yang kerap dijuluki monster laut ini aktif melakukan sejumlah misi penegakan kedaulatan, hukum dan keamanan di laut. Kapal KRI Nanggala-402 juga sering digunakan sebagai tempat latihan yang digelar TNI AL.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU