Menkes Sebut Suplai Vaksin Berkurang akibat Negara Produsen Alami Gelombang Ketiga Covid-19
Berita utama | 5 April 2021, 17:22 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan sejumlah negara di Eropa dan Asia mengalami lonjakan ketiga akibat dari kasus aktif Covid-19. Akibatnya, sejumlah negara yang memproduksi vaksin dan mengalami lonjakan kasus aktif tidak mengeluarkan vaksin untuk negara lain.
“Akibatnya negara-negara yang memproduksi vaksin di lokasi-lokasi tersebut, yang terjadi lonjakan ketiga, mengarahkan vaksinnya tidak boleh keluar, hanya boleh dipakai di negara masing-masing,” katanya kata Menkes Budi Gunadi Sadikin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/4/2021).
Baca Juga: Menkes Sebut 12,7 Juta Rakyat Indonesia Sudah Divaksinasi
“Sehingga akibatnya mempengaruhi ratusan negara di dunia termasuk di Indonesia,” lanjutnya.
Menkes menyampaikan, semestinya vaksin untuk bulan Maret dan April yang tiba di Indonesia mencapai 30 juta dosis. Tetapi, akibat gelombang ketiga kasus aktif di negara yang memproduksi vaksin, Indonesia hanya mendapatkan 20 juta vaksin.
“Atau dua pertiganya sehingga akibatnya laju vaksinasinya mohon maaf seluruh teman-teman media bisa sampaikan ke masyarakat agak kita atur kembali,” ucapnya.
Baca Juga: Sempat Disuntik Vaksin AstraZeneca, Jenazah Komandan Brimob yang Meninggal Ternyata Positif Covid-19
“Sehingga kenaikannya tidak secepat sebelumnya karena memang vaksinnya yang berkurang suplainya,” tambah Menkes.
Menkes turut mengungkapkan, saat ini pemerintah terus melakukan negosiasi dengan produsen-produsen vaksin. Dengan harapan perolehan vaksin untuk Indonesia di bulan Mei bisa kembali normal.
“Sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat,” ucapnya.
Baca Juga: Dapat Rekomendasi MUI, Kemenkes Pastikan Vaksinasi Covid-19 Tetap Berjalan Ketika Puasa
Menkes lebih lanjut mengatakan, terkait dengan keterbatasan dari suplai vaksin, prioritas akan diperjelas berdasarkan risiko terpapar.
Sesuai data, kata Menkes, lansia adalah orang-orang yang paling rentan dan rawan terkena Covid-19 dan wafat.
“Oleh karena itu dengan adanya keterbatasan vaksin di bulan April ini, kita arahkan disuntikan terutama untuk para lansia dulu, sebagian besar lansia kalau ada jatah sisanya kita suntikan ke guru,” jelasnya.
Baca Juga: Bayi dengan Antibodi Covid-19 Lahir di Spanyol, Ibunya Divaksin di Trimester Tiga Kehamilan
“Karena memang rencananya semua guru akan divaksinasi sampai Juni supaya Juli kita mulai bertahap bisa kita buka (sekolah-red),” tambahnya.
Sebagai informasi, saat ini sudah 12.7 Juta rakyat Indonesia yang divaksinasi. Capaian ini menempatkan Indonesia berada di posisi ke delapan dunia.
“Kalau kita keluarkan negara-negara yang memproduksi vaksin sendiri sehingga tidak masalah dari supply vaksinnya, kita nomor 4 di dunia. Ya ini bagus untuk menjawab skeptis-skeptis nya banyak majalah-majalah internasional terhadap Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Satu Warga Australia Alami Pembekuan Darah Setelah Diimunisasi Vaksin AstraZeneca
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV