> >

Kementerian Pertanian Targetkan 1 Juta Petani Milenial demi Turunkan Angka Kemiskinan dan Urbanisasi

Peristiwa | 5 April 2021, 16:50 WIB
Lahan garapan sawah petani di lereng Kendeng terendam banjit (Sumber: JMPPK)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Program Petani Milenial dinilai bisa menurunkan angka kemiskinan dan urbanisasi. Hal itu disampaikan langsung oleh Septriana Tangkary, Direktur Informasi dan Komunikasi Pereknomian dan Maritim (IKPM) Kemkominfo.

"Saya kira (program) ini bisa membuka lapangan pekerjaan. Khusus di masyarakat pedesaan sehingga diharapkan juga program ini menurunkan angka kemiskinan dan urbanisasi," jelas Septriana ketika mengisi Creativetalks Pojok Literasi: Jadi Petani Milenial di Era Digital Kuy, Senin (05/04/2021).

Baca Juga: Ali Fauzi Ajak Mantan Pelaku Aksi Teror jadi Petani Kurma

Tujuan khusus program tersebut diadakan untuk mendorong regenerasi petani Indonesia dengan cara menumbuhkan wirausaha di bidang pertanian.

Kementerian Pertanian (Kementan) menarget sebanyak 1 juta milenial diharapkan menjadi petani.

Septriana melanjutkan, generasi milenial tengah naik daun karena dianggap memiliki jiwa yang adaptif dalam memahami digitalisasi.

Baca Juga: Berkah Harga Cabai Meroket, Para Petani di Mojokerto Borong 50 Motor, Mobil, hingga Bangun Rumah

"Atas dasar itu Kementan memiliki target tersebut. 1 juta petani milenial ikut tergabung dalam 40.000 kelompok. Satu daerah bisa menunjuk milenial-milenialnya," ujarnya.

Lebih lanjut, generasi milenial dinilai sebagai dongkrak utama atas sumber daya manusia (SDM).

Sementara itu dalam acara pelepasan ekspor, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengungkapkan petani merupakan kelompok yang rentan jatuh miskin akibat pandemi.

Baca Juga: BIN: Milenial Adalah Sasaran Utama untuk Direkrut Kelompok Teroris

"Kita tahu bahwa di sektor paling hulu dari semua produk pertanian adalah berasal dari petani. Ketika terjadi bencana alam maupun nonalam seperti wabah Covid-19 ini, maka yang paling mudah jatuh menjadi orang miskin adalah para petani," ujarnya.

Kehidupan petani selama pandemi Covid-19, jelas Muhadjir, semakin tertekan dan dalam keterbatasan.

Terlebih petani di Indonesia merupakan kelompok sensitif yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Petani Justru Rugi di Masa Panen, Karena Harga Gabah Kering Turun

Di sisi lain, pemerintah juga mendorong dan mendukung ekspor komoditas pertanian Indonsia ke mancanegara.

Semakin banyak nilai ekspor, jelas Muhadjir, kesejahteraan petani semakin meningkat.

Baca Juga: Harga Gabah Turun Petani Tak Setuju Dengan Import Beras

Penulis : Danang Suryo Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU