Litbang Kompas Sebut 34,3 Persen Respoden Khawatir Polisi Virtual Ancam Kebebasan Berekspresi
Sosial | 5 April 2021, 13:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Kekhawatiran di masyarakat terhadap kehadiran polisi virtual ternyata memang benar adanya. Hal ini ditunjukkan dari hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang menangkap adanya kekhawatiran dari responden terhadap keberadaan polisi virtual yang mulai beroperasi sejak Februari 2021 itu.
Dari hasil jajak pendapat yang dirilis pada Senin (5/4/2021) diketahui sebanyak 34,3 persen responden khawatir kehadiran polisi virtual mengancam kebebasan berpendapat di media sosial.
Meskipun mayoritas responden, yaitu sebanyak 53,6 persen berpendapat sebaliknya, tapi kekhawatiran dari sebagian responden ini tetap menjadi pekerjaan rumah bagi kepolisian.
Baca Juga: Ada Polisi Virtual, Siapa yang Seharusnya Ditegur? - ROSI
Setidaknya ada jaminan bahwa di tengah pengawasan yang dilakukan oleh polisi virtual, tetap ada jaminan tidak adanya pembatasan berekspresi di media sosial.
Sebab, imbas dari kekhawatiran ini pada akhirnya melahirkan sikap yang cenderung hati-hati bagi sebagian responden ketika berinteraksi melalui media sosial.
Sementara itu separuh lebih responden, yaitu 57,6 persen menyatakan, lebih berhati-hati mengunggah konten di media sosial, baik berupa status, foto, atau video.
Gejala ini memiliki dua arti, yakni mereka makin memiliki tingkat kesadaran untuk mengunggah konten yang tidak mengandung ujaran kebencian.
Namun, di satu sisi, sikap ini juga berpotensi adanya ketakutan untuk berekspresi di ranah daring.
Baca Juga: Debat Seru! Kontras VS Muannas, Pentingkah Polisi Virtual? - ROSI
Penulis : Gading Persada Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV