> >

Ridwan Habib: Setop Sebar Rekaman Serangan Teroris, karena Bisa Menginspirasi Jaringan Lain

Breaking news | 31 Maret 2021, 19:35 WIB
Pengamat Teroris Universitas Indonesia, Ridwan Habib mengatakan ini merupakan aksi bunuh diri karena menyerang kantor Mabes Polri. (Sumber: KompasTV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Penyebarluasan rekaman aksi terorisme penyerangan ke Mabes Polri yang terjadi pada Rabu sore (31/3/2021) di media sosial seperti grup WhatsApp (WA) bisa memicu dampak negatif yang tak diinginkan. Apalagi jika penyebarluasan rekaman tersebut disertai dengan narasi provokatif.

Hal ini diungkapkan oleh pengamat terorisme Universitas Indonesia Ridwan Habib saat diwawancara oleh KompasTV pada Rabu (31/3/2021) petang.

“Saya khawatir aksi ini akan menginspirasi jaringan-jaringan lain yang menonton aksi ini. Apalagi jika ditambah narasi-narasi tertentu dan provokatif,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Identitas Terduga Teroris yang Beraksi di Mabes Polri

Apalagi, tambahnya, karena aksi penyerangan ini dilakukan oleh seorang perempuan. “Mereka akan tergerak dan malu karena yang melakukan penyerangan adalah wanita. Sementara di JAD (Jamaah Ansharut Daulah), misalnya, mereka juga punya banyak anggota laki-laki.”

Rekaman aksi penyerangan oleh teroris wanita, sebutnya, juga bisa menginspirasi wanita-wanita lain untuk melakukan aksi yang sama.

“Ini juga akan menjadi permasalahan ketika para wanita lain juga terinspirasi melakukan hal yang sama. Ini seperti semacam Black Widow,” ujarnya menyebut kelompok yang terdiri dari janda-janda pejuang Chechnya yang melakukan serangan terorisme di Rusia.

Baca Juga: Ini Pelaku Teroris di Mabes Polri: Berbusana Hitam dan Peluk Sebuah Kotak Warna Kuning

Ridwan Habib menambahkan, meskipun tidak ada korban jiwa di pihak Mabes Polri, serangan tersebut merupakan serangan yang sangat serius secara psikologis.

“Serangan ini sangat serius dan sangat berbahaya, karena terjadi di simbol (keamanan negara) langsung, di Mabes Polri, 400 meter dari ruang kerja Kapolri,” tekannya.

Baca Juga: Lima Tembakan Dilepaskan untuk Lumpuhkan Terduga Teroris yang Masuk ke Mabes Polri

Itu sebabnya, kata Ridwan, pengamanan semua pejabat negara harus diperketat.

“Situasinya kritis. Saya kira semua pejabat keamanan harus ditingkatkan, juga pejabat VVIP (Very Very Important Person) setingkat Presiden, Menteri, harus diamankan segera karena situasinya critical,“ pungkasnya.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU