British Medical Journal: Selain Penciuman, Pasien Covid-19 Berpotensi Alami Gangguan Pendengaran
Update corona | 26 Maret 2021, 15:50 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Selain gangguan penciuman, gangguan pendengaran juga menjadi salah satu gejala Covid-19. Infeksi virus SARS Cov-2 dilaporkan bisa mengakibatkan gangguan pendengaran pada pasien Covid-19.
"Gangguan pendengaran yang terjadi pada pasien Covid-19 sebenarnya bukan gejala baru, hanya saja menjadi gejala yang baru dilaporkan pada pasien Covid-19," ujar Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, dan Kepala Leher (THT-KL) Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Anton Sony Wibowo, Jumat (26/3/2021).
Ia menjelaskan jenis gangguan yang muncul adalah gangguan pendengaran karena gangguan saraf pendengaran (sensorineural hearing loss). Selain itu, dapat terjadi telinga berdenging dan kurangnya kemampuan mendengar.
Baca Juga: Kenali Psikotik Gejala Covid-19 - AYO SEHAT
Covid-19 bisa berpengaruh terhadap pendengaran sebenarnya belum diketahui secara pasti mekanismenya.
Anton memaparkan, beberapa laporan kasus, salah satunya Uranaka et al. 2020, terdapat ACE -2 reseptor yg merupakan tempat menempel virus Covid-19 pada telinga tengah dan telinga dalam.
"Hal tersebut seperti mekanisme yang mirip pada kerusakan saraf pembau, tetapi pada kondisi ini terjadi pada saraf pendengaran dan organ pendengaran," ucapnya.
Studi Koumpa et al. 2020 yang dipublikasikan di British Medical Journal (BMJ) menunjukkan adanya gangguan pendengaran sensorineural tiba-tiba pada pasien Covid-19.
Publikasi ini menyajikan kasus pertama kali dilaporkan pada April 2020 di Thailand.
Baca Juga: Bergejala Covid Meninggal karena Ditolak 10 Rumah Sakit, Ini Kata Satgas Covid-19 Kota Depok
Beberapa laporan kasus di Iran pada 2020 menyatakan pasien Covid-19 yang mengalami gangguan pendengaran berada di rentang usia 22 sampai 40 tahun. Sedangkan laporan kasus pertama di Inggris terjadi pada laki-laki usia 45 tahun.
"Dari laporan kasus di Inggris, terjadi perbaikan pendengaran setelah pemberian pengobatan pada pasien Covid-19, tetapi kondisinya tidak kembali ke normal," tuturnya.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV