> >

Komnas KIPI Pastikan Kasus Pasien Penyakit Komorbid Meninggal Bukan Karena Vaksin Covid-19

Kesehatan | 25 Maret 2021, 05:15 WIB
Vaksinasi Covid-19 untuk para lansia dilakukan oleh petugas Puskesmas Kecamatan Cilandak di SDN Cilandak Barat 04 Pagi, Komplek BNI 46, Kelurahan Cilandak Barat, Cilandak pada Selasa (23/2/2021). (Sumber: Dok. Suku Dinas Komunikasi Informatika Statistika Jakarta Selatan via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menegaskan vaksin Covid-19 tidak membuat seseorang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid meninggal dunia setelah vaksinasi.

Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari menjelaskan vaksin Covid-19 tidak menyebabkan hipetensi, stroke dan serangan jantung.

Hindra juga memastikan vaksin Covid-19 tidak memicu penyakit penyerta yang diderita penerima vaksin, walaupun bahan vaksin berasal dari virus corona. Seperti Sinovac yang menonaktifkan virus dan AstraZeneca yang dibuat dari genetik virus corona.

Baca Juga: Ibu Menyusui, Lansia, Komorbid, dan Kelompok Penyintas Bisa Mendapat Vaksin Covid-19

"Apabila terjadi kejadian setelah vaksin sebetulnya dapat dipastikan bukan disebabkan atau tidak ada keterkaitan dengan vaksinasi. Karena vaksinasi tidak menyebabkan hipetensi, stroke, vaksinasi tidak menyebabkan serangan jantung," ujar Hindra, Rabu (24/3/2021).

Hindra menambahkan, penyakit komorbid menerima vaksin Covid-19 setelah penyakit penyerta telah teratasi.

Kasus komorbid yang diderita sebagian lansia memang lazim terjadi di usia lanjut dan dapat muncul tanpa diduga sebelumnya.

Menurutnya komorbid pada lansia akan tetap muncul meski ikut vaksinasi atau tidak. Namun akan lebih baik jika lansia menerima vaksin Covid-19 untuk mengurangi dampak yang lebih buruk ketika terpapar virus corona.

Baca Juga: Divaksin Covid-19 saat Kondisi Tidak Prima, Lansia Ini Alami Demam Tinggi dan Batuk Berdahak

"Jadi mau divaksin atau tidak divaksin, hal itu (meninggal akibat komorbid) kemungkinan akan terjadi. Dalam keadaan tidak divaksinasi pun seseorang bisa tiba-tiba wafat," ujar Hindra.

Sebelumnya penerima vaksin Covid-19 Sulaiman Daeng Tika (50) warga Desa Batu-batu, Kecamatan Galesong Utar, Takalar, Sulawesi Selatan mengalami demam dan sesak napas tak lama setelah mendapat vaksinasi.

Keadaan Sulaiman terus memburuk hingga dinyatakan meninggal dunia seminggu setelah disuntik vaksin Covid-19.

Sulaiman mengikuti program vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan pihak PLN Gardu Induk Daya Makassar, Senin (15/3/2021).

Baca Juga: Anda Sudah Divaksin? Wajib Tahu Informasi Ini!

Dua hari setelah divaksin, korban mengalami gejala demam tinggi dan nyeri pada seluruh tubuh. Sulaeman meninggal dunia di Rumah Sakit Haji Makassar pada Senin (22/3/2021) pukul 15.00 Wita.

Kasus munculnya penyakit penyerta setelah divaksin juga muncul di Surabaya. Seorang perawat bidan bersama suami yang berusia lanjut mengalami demam dan sesak napas setelah disuntik vaksin Covid-19.

Pasien perawat tersebut masih mendapat perawatan di ruang isolasi ICU RSAL Surabaya, sedangkan sang suami sudah membaik namun tetap menjalani penanganan di rumah.

 

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU