Aan Rusdianto, Korban Penculikan yang Pernah Dukung Prabowo Kini Dukung Ganjar Pranowo
Politik | 23 Maret 2021, 08:14 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Aan Rusdianto berkirim rilis ke sejumlah media, Senin (22/3/2021). Isinya mendeklarasikan diri sebagai Ketua Umum GP (Ganjar Pranowo) 2024 dan menyebut bahwa Gubernur Jawa Tengah itu adalah pewaris Jokowi.
Dalam rilisnya, Aan juga menyebut sebagai korban selamat dari penculikan tahun 1998 silam. Dia mengaku sebagai aktivis 98 yang selamat setelah diculik oleh Tim Mawar, Kopassus 1998.
Namun pada 2013 silam, atau setahun sebelum pilpres dan pileg 2014 dilangsungkan, Aan disebut bergabung dengan Partai Gerindra yang kala itu dibentuk oleh Prabowo Subianto. Bahkan Aan disebut mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR dari Gerindra bersama sesama korban penculikan Pius Lustri Lanang dan Desmon J Mahesa.
Dan kini, Aan ingin mendukung Ganjar Prabowo sebagai calon presiden.
Baca Juga: Indikator: Prabowo Tak Masuk Calon Pilpres Pilihan Anak Muda
"Apabila Presiden Joko Widodo sudah tidak ingin memimpin Republik Indonesia untuk 3 periode pada 2024 nanti, maka Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah adalah yang paling pantas untuk menggantikan Jokowi untuk menjadi Presiden RI," demikian rilis yang dikirimkan Aan.
Aan mengatakan, "Ganjar Pranowo adalah satu-satunya pemimpin yang bisa mewarisi visi misi dan komitmen perjuangan Jokowi. Ini kehendak rakyat yang akan mengawal kepentingan seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, PDIP sudah tidak boleh main-main lagi karena pasca Jokowi dibutuhkan figur yang kuat, bersih dan dicintai rakyat untuk menghadapi kekuatan yang ingin mengubah NKRI.
"2024 adalah kepentingan rakyat, agar bangsa ini selamat dan bisa melanjutkan 10 tahun perjuangan Jokowi.
Baca Juga: Anies-Ganjar Raih Suara Teratas Pilpres di Survei Anak Muda, Apa Indikatornya?
Semua partai politik yang nasionalis harus bersatu mendukung Ganjar Pranowo," tegas aktivis 98 yang mengaku selamat setelah diculik oleh Tim Mawar, Kopassus 1998.
Aan Rusdianto mengingatkan peta kekuatan rakyat nasionalis adalah kuat di Jawa Tengah, terbagi dengan NU di Jawa Timur, kalah di Jawa Barat dan Banten, fifty-fifty di Jakarta, kalah di Sumatera, kuat di Kalimantan, fifty-fifty di Sulawesi, kuat di Bali, kalah di NTB, kuat di NTT, fifty-fifty di Maluku dan Maluku Utara dan kuat di Papu
"Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan! Tanah air atau mati!" tegas Aan Rusdianto mengutip slogan aktivis tahun 1990-an.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV