PBSI Ingin Penumpang Covid-19 yang Kontak Fisik dengan Delegasi Bulu Tangkis Indonesia Diungkap
Berita utama | 18 Maret 2021, 11:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menegaskan tidak akan berhenti memperjuangkan kehormatan bangsa di forum Internasional. PBSI saat ini masih berkomunikasi dan menunggu informasi lebih lanjut dari Kemenlu dan Kemenpora.
Demikian Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna menanggapi kabar Indonesia terpaksa harus mundur dari Turnamen Yonex All England 2021, Kamis (18/3/2021).
“Kami ingin mendapatkan informasi yang transparan siapa yang kemudian melakukan kontak secara intensif dengan 20 pemain delegasi Indonesia yang berangkat ke Inggris,” kata Agung Firman Sampurna.
Baca Juga: Dipaksa Mundur dari Turnamen All England 2021, PBSI: Kita Memang Permain yang Sangat Berbahaya
“Karena kan sangat terbatas, masuk pesawat kemudian turun, dan kita sudah divaksin, dan sebenarnya ada lagi satu prosedur yang bisa dilakukan yaitu diuji saja, dilakukan PCR, swab tes, apakah dia kena atau nggak, di situ akan ketahuan,” tambahnya.
Agung Firman mengaku sangat kecewa dengan batalnya Indonesia berlaga di turnamen Yonex All England 2021. Pasalnya, semua persyaratan untuk bisa berangkat bertanding hingga vaksinasi sudah dilakukan. Tak hanya itu, Indonesia juga bukan negara yang membawa virus corona B117.
“Ingat bahwasanya Indonesia tidak membawa (virus) B117. B117 itu ada di Inggris, tidak ada di sini. Pertama kita sudah divaksin, kita nggak tahu sepesawat dengan kita itu apa namanya terkena virus, terkena terinfeksi covid19,” ucap Agung.
Baca Juga: KBRI London Lakukan Diplomasi agar Atlet Indonesia Dapat Opsi Lanjutkan Turnamen All England
“Informasi dia terkena dan masuk pesawat saja kita mempertanyakan, biasanya kalau di Indonesia orang bisa naik pesawat kan sudah dilakukan PCR, swab, terlebih dahulu,” tambahnya.
Bagi Agung, fakta Indonesia tidak bisa berlaga merupakan jalan untuk menghalangi Indonesia sebagai juara. Atlet bulu tangkis Indonesia, sambung Agung, berada dalam kondisi terbaik untuk berjuang mengharumkan nama bangsa.
“Memang salah satu jalan untuk membuat Indonesia tidak bisa bertanding, karena kita memang permain yang sangat berbahaya, dan kandidat juara 1 yang paling kuat, yang sudah mengalahkan Inggris,” katanya.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV