18 Maret 81 Tahun Silam, Sultan HB IX Dinobatkan sebagai Raja Yogyakarta
Sosok | 18 Maret 2021, 05:05 WIBKetika Indonesia baru diproklamasikan, Sri Sultan Hamengku Buwono IX segera mengambil sikap. Dua hari setelah proklamasi, dia mengirim telegram ucapan selamat kepada para proklamator. Dua minggu setelahnya, tepatnya tanggal 5 September 1945, bersama Paku Alam VIII, mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa daerah Yogyakarta adalah bagian dari wilayah Republik Indonesia.
Ketika terjadi agresi Belanda II, HB IX adalah inisiator serangan umum 1 Maret 1949, yang kemudian melakukan koordinasi dengan Jenderal Soedirman. Operasi penyerangan kemudian dipimpin oleh Letkol Soeharto.
Dalam perjalanan Republik, Sultan Hamengku Buwono IX telah memegang banyak posisi. Selain menjadi pejuang pejuang kemerdekaan, juga tercatat sebagai Menteri Negara dari era Kabinet Syahrir (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947) hingga Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 s/d 4 Agustus 1949). Di masa kabinet Hatta II (4 Agustus 1949-20 Desember 1949) hingga masa RIS (20 Desember 1949- 6 September 1950) menjabat Menteri Pertahanan.
Baca Juga: Viral! Seekor Ular Melingkar di Tiang Kraton Saat Haul Sultan HB IX, Ini Tanggapan Kraton
Kemudian menjadi Wakil Perdana Menteri di era Kabinet Natsir (6 September 1950-27 April 1951). Jabatan tertinggi diraih pada 1973 ketika menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia yang kedua mendampingi Presiden Soeharto. Dia mengundurkan diri sebagai Wapres tanggal 23 Maret 1978.
Sri Sultan meninggal 2 Oktober 1988 malam, di George Washington University Medical Center. Ketika lautan massa mengiringi kepergiannya ke Kompleks Pemakaman Raja-raja di Imogiri, pohon beringin Kyai Wijayandaru di Alun-alun Utara, mendadak roboh.
Beliaun diangkat sebagai Pahlawan Nasional bedasar SK Presiden Repulik Indonesia Nomor 053/TK/Tahun 1990, pada tanggal 30 Juli 1990.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV