18 Maret 81 Tahun Silam, Sultan HB IX Dinobatkan sebagai Raja Yogyakarta
Sosok | 18 Maret 2021, 05:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV- Gusti Raden Mas Dorojatun adalah nama kecil dari Sultan Hamengkubowono IX, yang selama hidupnya memiliki arti penting terhadap perjalanan Indonesia.
Pada Senin Pon, 18 Maret 1940, atau 81 tahun silam, dia dinobatkan sebagai putera mahkota dengan gelar Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibja Radja Putra Narendra Mataram dan dilanjutkan penobatan sebagai Raja dengan gelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kandjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ingalaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama Kalifatullah Kaping IX.
Dikutip dari laman kratonjogja.id, di hari pelantikannya, Bapak Pramuka Indonesia itu berpidato dan mengeluarkan kalimat yang dikenang oleh semua orang hingga saat ini, “Saya memang berpendidikan barat tapi pertama-tama saya tetap orang Jawa”.
Baca Juga: Saat Labuhan Merapi, Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Temukan Kerangka Manusia
Sultan Hamengkubowono IX lahir pada 12 April 1912 sebagai anak kesembilan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dari istri kelimanya, Raden Ajeng Kustilah atau Kanjeng Ratu Alit.
Masa muda HB IX dihabiskan lewat didikan Belanda. Semenjak usia empat tahun, dia dititipkan di rumah keluarga Mulder, seorang kepala sekolah NHJJS (Neutrale Hollands Javanesche Jongen School).
Keluarga Mulder diberi pesan supaya mendidik GRM Dorojatun layaknya rakyat biasa. GRM Dorojatun diharuskan hidup mandiri, tanpa didampingi pengasuh. Nama keseharian beliaupun jauh dari kesan bangsawan keraton. Di keluarga ini, beliau dipanggil sebagai Henkie (henk kecil).
Masa-masa sekolah dijalaninya di Yogyakarta, mulai dari Frobel School (taman kanak-kanak), lanjut ke Eerste Europe Lagere School B yang kemudian pindah ke Neutrale Europese Lagere School. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, beliau melanjutkan pendidikan ke Hogere Burgerschool di Semarang dan Bandung.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan KA Bandara Yogyakarta Siap Beroperasi 17 Agustus 2021, Cek Kesiapannya!
Belum usai pendidikan di Bandung, ayahnya mengirim ke Belanda di Rijkuniversitet di Leiden. Di sini beliau mendalami ilmu hukum tata negara, sambil aktif mengikuti klub debat yang dipimpin Profesor Schrieke.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV