> >

Survei: 51, 7 Persen Generasi Z 19 Sampai 22 Tahun Belum Bersedia Divaksin Covid-19

Sosial | 12 Maret 2021, 13:09 WIB
Vaksinasi Massal untuk para atlet, pelatih dan tenaga pendukung dilakukan di Istora Gelora Bung Karno, Jumat (26/2/2021). (Sumber: Dok Kementerian Pemuda dan Olahraga)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Katadata Insight Center melakukan survei kepada 5.963 responden berusia 19 samapi 74 tahun di 34 provinsi di Indonesia terkait program vaksinasi yang sedang berjalan.

Hasilnya sekitar separuh kaum muda berusia 19-38 tahun, masih  belum bersedia dan ragu untuk divaksinasi Covid-19.

Survei yang dilakukan pada 13-16 Februari 2021, atau sekitar satu bulan setelah program vaksinasi berjalan generasi Y dengan rentang usia 23-38 tahun atau dikenal dengan julukan kelompok milenial, sebanyak 45,9 persen belum bersedia divaksinasi.

Baca Juga: Efikasi Vaksin Novavax Capai 86 persen Lawan Varian Baru Corona B117

Sebanyak 33,7 persen di antaranya belum memutuskan dan 12,2 persen menolak divaksinasi. 

Kemudian di kelompok lebih muda atau generasi Z, dengan usia 19-22 tahun, proporsi yang belum bersedia divaksinasi semakin bertambah menjadi 51,7 persen.

Jumlah ini terdiri atas 36,9 persen responden masih ragu dan 14,8 persen responden menolak divaksinasi.

Manajer Riset Katadata Insight Center (KIC), Vivi Zabkie menjelaskan kondisi tersebut berbeda dengan kelompok yang berusia lebih tua.

Baca Juga: Terawan dan BPOM Masih Tarik Ulur Soal Vaksin Nusantara

Semakin tua usia responden, maka proporsi yang enggan divaksinasi semakin sedikit. Seperti Generasi X usia usia 39-54 tahun yang belum bersedia divaksinasi sebanyak 34,9 persen.

Kemudian generasi Baby Boomer dengan usia 55-74 tahun yang belum bersedia divaksinasi sebanyak 23,7 persen.

“Semakin muda usia, jumlah responden yang belum bersedia divaksinasi semakin meningkat. Generasi X dan Baby Boomer cenderung lebih banyak yang mau divaksinasi,” ujar Vivi dalam webinar yang digelar Katadata dengan tema “Jalan Panjang Menuju Herd Immunity,” Jumat (12/3/2021).

Baca Juga: Bagaimana Pengembangan Vaksin Merah Putih?

Vivi menambahkan dari survei diketahui sejumlah alasan mengapa kelompok usia muda justru lebih banyak yang enggan divaksinasi.

Menurut dia, faktor kekhawatiran terhadap efek samping sebanyak 46,8 persen dan keamanan 43,2 persen menjadi alasan utama keraguan ikut vaksinasi.

Sedangkan, seperempat responden juga mengaku tidak bersedia dan ragu divaksinasi karena tidak percaya pada efektivitas vaksin, takut menjadi kelinci percobaan, serta menyakini ada alternatif lain untuk mengakhiri pandemi.

Sementara, mereka yang menyatakan bersedia divaksinasi memiliki sejumlah alasan, seperti ingin diri dan keluarga terlindungi dari Covid-19 69,8 persen dan 55,3 persen.

Baca Juga: Dipastikan Aman, BPOM Keluarkan Izin Vaksin Astrazeneca

Vaksin sudah lolos uji BPOM 35,7 persen dan bersertifikat halal 32,3 persen juga menjadi alasan kesediaan vaksinasi.

 

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU