Sambutan Isra Mi'raj Presiden Soeharto di Awal Orde Baru, Mengajak Sukseskan Panca Tani
Peristiwa | 11 Maret 2021, 05:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Pada awal kepemimpinan Presiden Soeharto di awal Orde Baru, salah satu program prioritasnya adalah bidang pertanian melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Program ini dikampanyekan di mana-mana, termasuk ketika Soeharto memberikan sambutan pada perayaan Isra Mi'raj Nabi Muhammad di Istana Negara, 9 Oktober 1969 di Istana Negara.
Dalam salinan pidato yang dikutip dari laman Soeharto.co, termuat pidato lengkap. Yang menarik Soeharto tidak hanya menjelaskan peristiwa yang dialami Nabi Muhammad dalam perjalanan yang dikenal dengan peristiwa Isra dan Mi'raj, tapi juga kampanye untuk menyukseskan pertanian yang menjadi program andalan pemerintah kala itu.
"Jalan yang ditunjukkan oleh Allah SWT adalah menuju terwujudnya kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, kita jalankan melalui ibadah. Kebahagian hidup di dunia kita jalankan dengan muamalah. Dalam al quran Tuhan telah berfirman: Tuntutlah akhiratmu pada setiap kesempatan yang dibukakan Allah, dan berbuat kebajikanlah (kepada orang lain) sebagaimana Tuhan pun berbuat kebajikan kepadamu, dan janganlah berusaha menimbulkan kebinasaan di muka bumi; Tuhan tidak menyukai orang-orang yang berbuat kebinasaan", demikian salah satu petikan di awal pidato dengan mengutip al-quran.
Baca Juga: Tiga Anak Soeharto Digugat Perusahaan Asal Singapura
Kemudian Soeharto juga menjelaskan pentingnya membangun bangsa, yang berarti membangun masyarakat Islam di Indonesia.
"Ini petunjuk ini- dalam hidup duniawi- adalah pembangunan ummat, pembangunan masyarakatt. Kita sekarang pun, dengan melaksanakan Pembangunan Lima Tahun ini, sedang membangun ummat Indonesia, sedang membangun masyarakat Indonesia.
Hanya dengan melaksanakan pembangunan berencana masyarakat Indonesia akan maju. Berarti umat Islam akan maju.
Penduduk Indonesia 90 persen beragama Islam sebagian besar bermata pencaharian dalam bidang pertanian, bidang yang merupkan titik sentral dan mendapatkan prioritas dalam Repelita."
Kemudian, lebih dalam Soeharto masuk ke bagian yang lebih detil lagi, yakni pentingnya panca usaha tani sebagai cara meningkatkan hasil pertanian.
Baca Juga: Kampanye Cinta Produk Indonesia dari Zaman Soeharto, SBY Sampai Jokowi
"Ambillah sebagai contoh, pelaksanan peningkatan produksi beras yang kita usahakan dengan intensifikasi pertanian dengan panca usaha -irigasi, bibit unggul, pupuk, obat-obatan hama dan penyuluhan. Semua sarana produksinya telah diusahakan oleh pemerintah sesuai dengan rencana dan kebutuhan;demikian pula fasilitas kredit dan fasilitas-fasilotas lainnya yang perlu," kata Presiden yang dijuluki Bapak Pembangunan ini.
"Apabila semua pihak, ya petani sendiri, ya pejabat pemerintah yang bersangkutan, ya pemimpin rakyat dan pimpinan pemerintahan setempat, yang sebagian terbesar adalah umat Islam, dibidangnya masing-masing turut aktif dan positif berpartispasi dalam usaha yang produktif ini, saya yakin rencana kita dalam mencapai sasaran produksi 15,4 juta ton beras pada akhir tahun repelita ini tidak saja tercapai, tetapi bahkan akan dilampau," ujarnya.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV