Andi Mallarangeng: SBY Sedih, Ada Orang dengan Nafsu Kekuasaan Besar Jadi Begal Politik
Politik | 6 Maret 2021, 16:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kisruh Partai Demokrat tampaknya membuat resah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Presiden RI keenam itu merasa sedih dengan adanya kongres luar biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Hal tersebut diakui Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng.
Baca Juga: SBY: Sikap Moeldoko Telah Membuat Malu Prajurit TNI
"(Reaksi SBY) ya sedih juga bahwa kemudian ada orang-orang dengan nafsu kekuasaan begitu besar, kemudian menjadi begal politik, begal partai," kata Andi dalam diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu (6/3/2021) seperti dikutip dari Kompas.com.
Diketahui KLB yang digelar oleh kubu kontra Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu menetapkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum.
Menurut Andi, SBY merasa sedih karena Moeldoko merupakan orang di luar Demokrat, bahkan berada di lingkaran pemerintahan, tiba-tiba berusaha mengambil alih partai orang lain.
Ia mengatakan, perbuatan seperti itu memang pernah terjadi di era Orde Baru, tetapi semestinya tidak terulang di era Reformasi.
Andi menyebutkan, selama 10 tahun menjadi Presiden, SBY tidak pernah mengganggu partai orang lain.
"Jadi, beliau sedih, tapi ya menerima kenyataan bahwa memang ada orang semacam ini," ujar Andi.
Andi juga mengingatkan, selama menjabat, SBY telah memberikan jabatan kepada Moeldoko, termasuk mengusulkannya sebagai Panglima TNI.
"Walau tadi malam beliau merasa bersalah orang semacam Moeldoko ini dulu zaman Pak SBY sempat diberi jabatan beberapa kali, termasuk sampai Panglima TNI," kata Andi.
Baca Juga: SBY Tegaskan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Deli Serdang Tidak Sah, Ini Alasannya!!
Merasa Bersalah Beri Jabatan Moeldoko
Sebelumnya, SBY mengaku merasa bersalah karena pernah memercayai dan memberikan jabatan kepada Moeldoko ketika masih menjadi Presiden.
Dalam era kepemimpinan Presiden SBY, Moeldoko pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD).
Tiga bulan kemudian, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) itu diusulkan SBY sebagai calon panglima TNI ke DPR menggantikan Agus Suhartono.
"Rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya memohon ampun ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kesalahan saya itu," ujar SBY dalam konfrensi pers yang digelar di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jumat (5/3/2021).
SBY mengatakan, Moeldoko selalu membantah terlibat dalam upaya kudeta kepemimpinan Demokrat hingga akhirnya menerima jabatan ketua umum di KLB.
Menurut SBY, banyak pihak merasa tidak percaya bahwa Moeldoko bersekongkol dengan orang dalam Partai Demokrat dan tega melakukan kudeta.
"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral. Dan hanya mendatangkan rasa malu, bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI," ujar SBY.
Baca Juga: Pengamat: KLB Demokrat Untungkan Rezim Berkuasa, Kendaraan Politik Pilpres 2024
Penulis : Fadhilah
Sumber : Kompas TV