Pengamat: KLB Demokrat Untungkan Rezim Berkuasa, Kendaraan Politik Pilpres 2024
Politik | 6 Maret 2021, 16:09 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum tandingan Agus Harimurti Yudhoyono. Para pengamat politik melihat KLB ini sebagai peristiwa politik yang tak menguntungkan rakyat.
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara ini sebagai atraksi para elit politik yang tak menguntungkan rakyat.
Sementara, masyarakat Indonesia masih harus menghadapi pandemi Covid-19 dan kesulitan ekonomi.
Baca Juga: Permintaan AHY pada Jokowi Usai Moeldoko Jadi Ketum Partai Demokrat Versi KLB
“Keprihatinan muncul dengan atraksi politik semacam ini dimana para elit hanya sebetulnya berkompetisi. Jadi elite ini berkompetisi di era di unnormal saat ini yang di mana sebagian besar masyarakat ini berjibaku bagaimana menanggulangi dampak dahsyat dari Covid-19,” tegas Siti pada Kompas TV.
Siti mengatakan, KLB Demokrat ini bukan hal menarik. Kehebohan ini menurutnya, hanya menguras energi dan perhatian masyarakat.
“Sementara, elitnya bersaing luar biasa hanya berpikir (Pemilu) 2024. Karena syahwat politik yang tak terkendali, seperti ini dimuntahkan dalam subuhan politik atraksi, yang sangat amat tidak menarik, membebani masyarakat, dan menguras energi perhatian,” ujar Siti.
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Voxpol Research Center and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago juga mempertanyakan pelemahan Partai Demokrat.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Saya Dukung AHY, Jangan Diganggu-Ganggulah Kasihan
“Dalam kasus KLB, tidak ada yang diuntungkan oleh melemahnya oposisi seperti Partai Demokrat kecuali rezim yang berkuasa,” jelas Pangi dalam pernyataan resmi, Jumat (5/3/2021).
Penulis : Ahmad-Zuhad
Sumber : Kompas TV