Konvensi Capres NasDem di Tengah Elektabilitas yang Melorot
Politik | 2 Maret 2021, 11:42 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Partai NasDem bakal menggelar konvensi untuk Capres. Konvensi untuk menjaring calon presiden untuk pemilu 2024 itu rencananya akan digelar 2022 mendatang. Sekjen NasDem Johnny G Plate mengatakan, melalui konvensi, Partai NasDem ingin menegaskan diri sebagai partai inklusif yang bisa menerima pemikiran dan pandangan politik dari berbagai kalangan masyarakat.
Konvensi Capres yang akan digelar NasDem baru dilaksanakan jika sudah memiliki koalisi minimal. Koalisi itu dibentuk untuk memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden 20%.
"Konvensi merupakan wujud keterbukaan Partai NasDem bagi anak-anak bangsa yang pantas dan berkualitas memimpin bangsa dan negara sesuai amanat konstitusi," demikian menteri Komunikasi dan Informatika ini menjelaskan melalui akun twitter Nasdem, Minggu (28/2/2021).
Baca Juga: Konvensi Nasdem Akan Dilaksanakan, PSI Tetap Usung Giring Jadi Capres
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Ketua Umum Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Ketua Umum Golkar di Pulau Kali Age, Kepulauan Seribu, pada 14 Februari lalu. Pertemuan kedua tokoh tersebut disebarkan melalui media sosial partai Golkar. Di sana, foto Airlangga Hartarto satu mobil dengan Surya Paloh sambil tersenyum.
Hadir dalam pertemuan tersebut Johnny Plate, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, Ketua DPW Partai NasDem Kalimantan Timur sekaligus Gubernur Kaltim Isran Noor dan Ketua DPD Partai Golkar Jakarta Rizal Malarangeng.
Beredar kabar bahwa pertemuan ini untuk menjajaki kemungkinan koalisi di tahun 2024 mendatang sekaligus mencari kader capres dan cawapres. Koalisi dan konvensi dilakukan saat Nasdem tak memiliki figur capres kuat dan elektabilitas melorot.
Baca Juga: Andi Mallarangeng Sebut PKB dan Nasdem Diklaim Dukung Moeldoko Jadi Capres 2024
Sebagai informasi, baik Golkar maupun NasDem tak memiliki figur yang masuk dalam empat besar calon presiden. Empat nama teratas masih dikuasi oleh Prabowo Subianto (Gerindra), Ganjar Pranowo (PDIP), Anies Basewedan, serta Sandiaga Uno (gerindra). Sesekali nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (PDIP) masuk.
Sementara dalam survei partai politik teratas, Partai Golkar yang masih masuk dalam peringkat tiga besar. Hasil Survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam top of mind. "Seperti pemilu 2019 yaitu nomor satu PDIP 20,1 persen, kemudian Gerindra sekitar 11,0 persen; Golkar 8,3 persen; berikutnya PKS dan PKB rebutan posisi keempat," kata Direktur LSI Djayadi Hanan dalam rilis Survei LSI: Evaluasi Publik Terhadap Kondisi Nasional dan Peta Awal Pemilu 2024 yang digelar secara daring, Senin (22/02/2021).
Lagi-lagi Partai NasDem tidak masuk dalam jajaran empat partai besar yang diminati masyarakat.
Bahkan, menurut survei Litbang Kompas, Partai Nasdem mengalami penurunan dibandingkan pemilu 2019. Nasdem yang Pemilu lalu mengantongi 9,5 persen suara, hanya tinggal 1,7 persen elektabilitasnya Januari 2021. Sedangkan, pada dua survei sebelumnya hanya 2,5 persen pada Agustus 2020 dan 3,1 persen pada Oktober 2019
Baca Juga: Pengamat: PPP dan Golkar Pernah Dibelah, Saat Ini Sepertinya Demokrat yang Sedang Digoyang
Dalam konferensi pers setelah pertemuan di Kali Age dan rilis LSI, Johnny kembali menegaskan akan membentuk koalisi terlebih dahulu untuk menggelar konvensi calon presiden.
"Kami sudah ada rekan-rekan koalisi sebagaimana yang saya sampaikan tadi yang mempunyai platform, visi dan misi, gagasan yang searah, sejalan dalam tarikan nafas yang sama untuk kepentingan negara," kata Johnny, Kamis (25/2/2021).
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV