Kasus Covid-19 di Indonesia Masih Tinggi, Maria Darmaningsih: Kita Tak Pernah Belajar
Berita utama | 2 Maret 2021, 11:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Maria Darmaningsih bersama dua putrinya menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pertama yang terpapar Covid-19 di Tanah Air tepat setahun lalu saat diumumkan pertama kali oleh Pemerintah.
Namun, selama setahun terakhir jumlah kasus positif Covid-19 pun tak kunjung berkurang dan bahkan bertambah.
Maria Darmaningsih pun mengakui hal itu dan menganggap masih banyak orang di Indonesia yang tak pernah belajar untuk mencegah penyebaran makin meluas.
Bahkan dia menyebut tak sedikit pula yang abai terhadap virus Corona.
Baca Juga: Maria Darmaningsih, WNI Pertama yang Diumumkan Positif Covid-19 Pilih Bercocok Tanam Usai Sembuh
“Ya iya, kita tak kunjung belajar selama 1 tahun menjalani pandemi ini. Padahal, dalam agama apa pun, ketika kita dapat ujian—aku tuh enggak hafal, tapi paling enggak saat kita diuji, kita dapat mengatasinya. Bahwa Tuhan menguji karena kita mampu mengatasi, tapi kok semua pelajaran itu seperti hilang?” ungkap Maria Darmaninsih, Senin malam (1/3/2021).
Disarikan Kompas.tv dari wawancara Kompas.com dengannya, wanita yang juga tenaga pengajar tari di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu menilai ada dua hal yang menyebabkan masih tingginya kasus positif Covid-19 di Tanah Air.
“Masalah ekonomi dan satunya adalah memang orang-orang sudah mengabaikan hal ini,” sebut dia.
Terkait masalah ekonomi, Maria mengaku masih bisa memahaminya. Dia mengartikan, setiap orang tetap harus hidup dan berdaya.
Baca Juga: Long Covid, Ini yang Dialami WNI Pertama di Indonesia yang Diumumkan Terkena Covid-19 Pasca Sembuh
“Yang masalah ekonomi, saya masih bisa lebih mengerti, dalam arti, mereka kan harus berdaya. Jadi tetap melakukan protokol kesehatan dan tetap berdaya-upaya agar bisa memberi makan keluarganya dan itu saya hargai sekali,” tutur dia.
Namun, Maria tak habis pikir dengan orang-orang yang masih abai terhadap Covid-19. Dia menilai hal itu menandakan orang tersebut kurang bertanggung jawab terhadap diri dan sekitarnya. “Konspirasi atau enggak kan kita tidak tahu. Kita bisa melakukan apa sih? Yang penting kan kita, pertama, harus melindungi diri dan keluarga. Protokol kesehatan itu harus dilaksanakan, enggak ada pilihan. Ini adalah transisi kehidupan yang luar biasa buat bumi kita. Yang jelas, pandemi yang tak kunjung kelihatan ujungnya ini memang melelahkan,” jelas dia.
Baca Juga: Membandingkan Jakarta dengan Wuhan Setelah Setahun Pandemi Covid-19 Merebak
Di sisi lain, Maria pun mengaku sedih dan prihatin dengan adanya pihak-pihak yang terus menerus menebar disinformasi dan isu-isu konspiratif terkait Covid-19 dan juga vaksinasi.
“Menyedihkan sih. Aku prihatin banget dengan situasi ini. Masalahnya apa, sih? Pendidikan? Atau apa?,” tanya dia.
Adanya vaksinasi Covid-19 yang tengah berjalan di Indonesia dan diberikan gratis oleh pemerintah, dinilainya sebagai suatu hal yang luar biasa.
Hal itu menunjukkan pemerintah memang berupaya terus untuk mengurangi pandemi yang sudah berjalan setahun ini.
Baca Juga: Kilas Balik Covid-19 di Indonesia, Maria Darmaningsih: Tak Pernah Menyangka Pandemi akan Mengganas
Dia juga merasa aneh dengan sikap orang-orang Indonesia yang beberapa diantaranya meragukan kemampuan vaksinasi yang digelar pemerintah. Padahal, orang-orang di luar negeri justru memuji respon cepat pemerintah Indonesia dalam menanggulangi Covid-19 lewat vaksinasi.
“Maaf kalau saya bandingkan dengan teman-teman yang di Amerika dan di Eropa itu pada menghargai yang dilakukan pemerintah kita, itu kalau dari luar ya. Tapi, kalau di sini, seakan-akan masih salah terus, salah melulu. Menurut saya, itu lagi. Mungkin pendidikan atau apa, yang tidak bisa melihat sesuatu yang positif. Menyedihkan juga, karena artinya melihat kehidupannya sendiri juga selalu negatif. Itu kan berat,” jelas dia.
Baca Juga: Setahun Covid-19, Guyonan Menteri yang Kemudian Terpapar
“Seseorang yang selalu melihat negativity itu kan berarti, sorry, aku bukan judgement, tapi kemungkinan melihat hidupnya sendiri juga negatif. Nah itu kan tidak menaikkan imun. Padahal, kita sedang butuh positivity untuk kehidupan kita sendiri,” ungkap Maria.
Penulis : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV