Demokrat Sebut Aspirasi Pemecatan Atas Nama Kader, Marzuki Alie: Nabok Nyilih Tangan
Berita utama | 27 Februari 2021, 00:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Marzuki Alie mendapat laporan dari sejumlah Ketua DPD Partai Demokrat yang diminta membuat surat pernyataan untuk memecat 7 nama yang dinilai sebagai pengkhianat. Marzuki mengatakan, tindakan tersebut sama halnya dengan apa yang pernah disebut Anas Urbaningrum yakni “Nabok Nyilih Tangan”.
Hal tersebut diungkapkan Marzuki Alie saat dihubungi KOMPAS.TV, Jumat (26/2/2021). “Ada Sebagian lah Ketua DPD melapor bahwa disuruh buatlah surat pernyataan untuk memecat kami,” ungkap Marzuki Alie.
Baca Juga: Demokrat Berhentikan Tidak Hormat 7 Kader Pengkhianat Partai
“Mereka memang menggunakan tangan orang untuk menindak. Tidak berani melakukan tindakan, tetapi melakukan tindakan dengan menggunakan tangan orang. Itu seperti yang dibilang Anas (Anas Urbaningrum -red), nabok nyilih tangan,” tambah Marzuki Alie.
Marzuki menuturkan berdasarkan laporan yang diterimanya, sejumlah Ketua DPD dikumpulkan di Jakarta untuk menindak kader-kader yang disebut sebagai pengkhianat. Marzuki Alie pun mengingatkan SBY, tidak sepenuhnya kader-kader loyal kepadanya.
Baca Juga: Demokrat Sebut Jhoni Allen Marbun Jual Partai kepada Aktor Eksternal yang Ingin Maju Pilpres 2024
“Loyal itu hanya di atas kertas, di luar itu belum tentu. Ada yang cerita ke Saya masa kami diminta pernyataan untuk memberhentikan kader-kader pengkhianat. Kalau berani dia (SBY red) tampil, Saya perintahkan Saya berhentikan, nggak nyuruh kader, selalu mengaku seolah-olah kehendak kader. Padahal rekayasa semua dari dia (SBY -red),” kata Marzuki.
“Jangan dikira yang datang ke Cikeas itu tidak menyampaikan kepada kita, kita tahu semua kok, apa yang terjadi di situ kita tahu semua, jadi Pak SBY nggak usah tutup-tutupilah,” tambah Marzuki.
Baca Juga: Demokrat Larang 7 Pengkhianat yang Dipecat Tak Hormat Gunakan Identitas Partai
Lebih lanjut Marzuki Alie mengaku dirinya tidak masalah dipecat oleh rezim kepemimpinan di Partai Demokrat yang banyak bohongnya dan selalu ingkar janji. Tak hanya itu, Marzuki menyebut rezim yang memimpin Demokrat saat ini juga tidak menyadari hasil yang didapat adalah hasil kerja banyak orang.
“Jadi merasa itu kerja diri sendiri, berhasilnya sendiri. Jadi (dipecat -red) alhamdulilah nggak masalah, saya lebih takut dipecat sama Tuhan. Kalau dipecat sama manusia seperti ini, nggak ada masalah sih,” ujarnya.
Baca Juga: Ngabalin: Soal Kudeta Demokrat, Presiden Jokowi Tidak Urusi Masalah Remeh-temeh
“Tetapi tentu ya kita akan melakukan upaya-upaya untuk membuka masalah ini, melalui proses yang egaliter, artinya kedua belah pihak bisa duduk bersama, apakah itu di ruang pengadilan, jadi kita liat aja nanti,” tambah Marzuki.
Marzuki lebih lanjut merespons soal pemecatan dirinya dan sejumlah nama tanpa melakukan proses pemanggilan terlebih dahulu. Bagi Marzuki, hal tersebut membuktikan tindakan rezim kepemimpinan Demokrat saat ini sangat zolim dan tidak adil.
“Makanya saya bilang SBY itu jangan hanya minta keadilan kepada Pak Jokowi, dia berlaku adil nggak dengan kadernya, itu kan, jadi jangan hanya minta keadilan, lapor nggak tindak lanjut, curhat dengan rasa sedih, tapi dibalik itu dia melakukan kezoliman terhadap kadernya,” beber Marzuki.
“Sebenarnya sudah banyak kasus (pemecatan tanpa pemanggilan kader red), kasus-kasus ini sudah banyak sekali, tinggal ledaknya saja, (kader red) daerah-daerah dipecat tanpa dipanggil, jadi dianggap partai ini milik dia sudah," ujar Marzuki.
Penulis : Ninuk-Cucu-Suwanti
Sumber : Kompas TV