Undang Taliban ke Rumahnya, Jusuf Kalla: Tidak Bisa Mendamaikan Kalau Tidak Kenal
Peristiwa | 24 Februari 2021, 16:26 WIBBaca Juga: Nadiem Makarim: Belajar Tatap Muka di Sekolah Bisa Dimulai Juli 2021
“Bahwa Amerika itu menganggap teroris, ya terserah Amerika. Bagi dia (Taliban) menganggap dirinya pejuang. Jangan kita ikuti pandangan Amerika saja atau pandangan NATO. Justru Amerika itu menduduki negara Afghanistan sama dengan Uni Soviet dulu menduduki Afghanistan,” tegas Kalla.
Uni Soviet pernah menginvasi Afghanistan pada 1979-1989. Sementara, Amerika memulai perang Afghanistan sejak 2001 hingga 2014.
Dalam usaha menyelesaikan konflik di Afghanistan, Jusuf Kalla berprinsip tak ingin mendengarkan semua prasangka.
Ia mengaku menerapkan prinsip ini pula untuk mengakhiri konflik di Poso dan Ambon, serta konflik yang melibatkan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan pemerintah.
Menurut JK, perdamaian tak bisa terwujud jika bergantung hanya pada persepsi orang. Ia mengatakan, hal paling utama adalah melihat kenyataan.
Baca Juga: Jusuf Kalla Ungkap Alasan Mau Jadi Wapres Jokowi, Ternyata Permintaan Megawati
“Kita tidak bisa bicara dengan persepi, tapi bicara dengan kenyataan, bahwa kenyataannya dua (pemerintah Afghanistan dan Taliban) pihak ini saling bunuh-membunuh, saling konflik, saling perang, banyak rakyat Afghanistan menjadi korban, itu kan namanya (melanggar) ketertiban dunia,” ujar Kalla.
Kalla mengatakan, ia tak ingin mengurusi cara berpikir Taliban. Meski begitu, Jusuf Kalla juga mengaku ingin mengenal lebih dekat Taliban. Hal ini demi mengakhiri konflik di Afghanistan.
“Anda tidak bisa mendamaikan suatu negara, suatu suku, suatu orang, tanpa mengenal dua belah pihak,” kata Kalla.
Penulis : Ahmad-Zuhad
Sumber : Kompas TV