Studi dari India Sebutkan Orang Berkacamata 3 Kali Lebih Aman dari Covid-19, Kok Bisa?
Gaya hidup | 24 Februari 2021, 09:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Penelitian dari India menyebutkan bahwa orang yang menggunakan kacamata 3 kali lebih aman terinfeksi Covid-19.
Penelitian dipimpin oleh Amit Kumar Saxena, Dokter Spesialis Mata Senior dari Departemen Kesehatan NPCB Center, Kanpur Dehat, India.
Penelitian ini dilakukan dengan sampel penelitian sebanyak 304 pasien Covid-19 dengan 223 laki-laki dan 81 perempuan, yang berasal dari rumah sakit di India di bagian utara.
304 pasien ini memiliki usia yang beragam, mulai dari 10 tahun hingga 80 tahun, menurut Independent.
Baca Juga: Buang Limbah Medis Covid-19 Dijerat Pidana | BERKAS KOMPAS (Bag 1)
Pasien yang terdapat dalam penelitian ini akan mengisi kuisioner terkait perilaku penggunaan kacamata.
Dari kuisioner tersebut, data yang terkumpul akan diuji secara kuantitatif untuk mengetahui perbandingan risiko keterpaparan virus antara orang berkacamata dalam jangka panjang dan mereka yang tidak menggunakan.
Sekitar 19 persen atau 58 dari 304 pasien tersebut mengaku menggunakan kacamata dalam jangka panjang, sementara sisanya tidak.
Dari seluruh sampel, peneliti mencatat bahwa frekuensi rata-rata mereka menyentuh area wajah adalah 23 kali dalam 1 jam, sementara untuk area mata sebanyak 3 kali.
Baca Juga: Penyebab Antrean Vaksin Covid-19 di Tanah Abang Membludak Hingga Dibubarkan Polisi
Dari studi tersebut, peneliti mendapatkan angka statistik risiko keterpaparan virus corona bagi orang berkacamata sebesar 0,48, sementara mereka yang tidak menggunakan memiliki risiko sebesar 1,35.
Oleh karenanya, peneliti menyimpulkan bahwa orang yang tidak menggunakan kacamata memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi terpapar virus Covid-19, sementara orang yang berkacamata 3 kali lebih aman dari virus corona.
Seseorang yang menggunakan kacamata, frekuensi menyentuh area mata secara langsung menjadi lebih kecil.
Penelitian lain tentang efektivitas proteksi kacamata juga terbukti secara statistik mampu menurunkan frekuensi menyentuh area mata yang tidak terlindungi oleh masker, menurut laporan The Sun.
Studi tersebut telah dipublikasikan di Medrxiv pada 13 Februari 2021.
Meski demikian, penting untuk diketahui bahwa hasil studi tersebut belum dapat dijadikan petunjuk klinis karena belum adanya proses peninjauan ulang.
Penulis : Fiqih-Rahmawati
Sumber : Kompas TV