Eks Menkes Inisiasi Vaksin Nusantara, Vaksin dari Sel Dendritik
Kesehatan | 19 Februari 2021, 19:25 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV - Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menginisiasi vaksin terbaru yang diproduksi Indonesia. Vaksin tersebut dinamakan Vaksin Nusantara.
Hal ini diungkapkan Terawan kepada KompasTV di Rumah Sakit Kariadi Semarang, Jawa Tengah, Selasa (16/2/2021).
Dituturkan Terawan, inisiasi ini dimulai ketika dirinya masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Saat itu dia diamanahkan pemerintah untuk mencari vaksin yang bisa digunakan untuk pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Namun saat itu dia berpikir bahwa, jenis vaksin untuk komorbid ini harus mengubah konsep generalized vaccination menjadi konsep personality individual vaccination.
Oleh karena itu Terawan pun memutuskan untuk melakukan penelitian vaksin terbaru di luar Vaksin Merah Putih.
Baca Juga: Pfizer-BioNTech Uji Kemanan Vaksinnya Pada Perempuan Hamil
Terawan menggandeng Aivita Biomedical Corporation Amerika Serikat, Universitas Diponegoro Semarang, dan Rumah Sakit Kariadi Semarang untuk memproduksi vaksin terbaru itu.
Vaksin Nusantara ini menggunakan bahan serum darah dari masing-masing individu, atau berbasis berbasis sel dendritik (dendritic cell).
"Dari setiap kita punya sel dendritik. Tinggal dikenakan pada antigen Covid-19, sehingga punya memori dendritik itu terhadap Covid-19," ujar Terawan.
Proses vaksin ini, kata Terawan, cukup sederhana. Vaksin ini akan mengalami inkubasi dan seminggu kemudian menjadi vaksin individual.
"(Kemudian) disuntikkan ke dalam tubuh pasien penerima vaksin dan pembuat vaksin itu sendiri, dampaknya akan memberikan kekebalan terhadap Covid-19," jelas Terawan.
Terawan mengklaim, imunitas dari hasil vaksinasi Vaksin Nusantara ini akan bertahan lama. "Tentunya akan bertahan lama, karena tingkatnya di sel bukan imunitas humoral atau seluler," katanya.
Vaksin Nusantara ini telah melalui uji klinis I. Hasilnya, vaksin ini telah dinilai safety dan menunjukkan imunitas yang baik.
"Uji klinis I itu sifatnya hanya mengontrol safety. Safety-nya ternyata bisa baik dari 30 pasien (relawan) itu, dan hasil imunitasnya sangat baik," ungkap Terawan.
Baca Juga: Pemerintah Target Vaksinasi Tahap 2 Pada Maret 2021
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV