AHY Dapat Sinyal Selain Kudeta Hubungan SBY dan Jokowi Ingin Dipecah Belah
Politik | 18 Februari 2021, 06:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapat sinyal kelompok Kudeta ingin merusak hubungan baik Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Jokowi.
Menurutnya presiden tidak mengetahui bawahannya mencoba merebut kepemimpinan partai.
Namun kelompok kudeta membuat akal-akalan Presiden Jokowi tahu bawahannya terlibat dalam kudeta Partai Demokrat.
Baca Juga: Drama Kudeta Partai Demokrat, AHY vs Moeldoko Makin Memanas
Tujuan akal-akalan itu untuk menakuti kader partai sehingga misi merebut kepemimpinan dapat berjalan mulus.
Kelompok ini sangat menginginkan seseorang sebagai Capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB).
“Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik. Tapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu,” ujar AHY dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/2/2021).
Lebih lanjut AHY mengapresiasi dukungan kesetiaan yang telah dilakuakan para kader, mulai dari pribadi maupun kepengurusan DPP, DPD DPC,PAC hingga ranting serta anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR dan sayap organisasi partai.
Baca Juga: Pengamat: SBY Sutradara Isu Kudeta demi Strategi Elektoral Partai Demokrat
Menurutnya deklarasi kesetiaan itu bakal menguatkan soliditas satu sama lain dan menyisir para pendukung kelompok kudeta.
Ia juga menginstruksikan kepada segenap jajaran pimpinan DPP, DPD, DPC, PAC ranting anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR serta pengurus organisasi sayap terus bersatu melawan, mencegah dan menangkal para pelaku kudeta partai.
“Saya yakin dan percaya kita bukanlah pengkhianat. Tetapi hal itu saja tidak cukup untuk membuat partai ini bangkit dan besar lagi. Maka, selain tidak menjadi pengkhianat, kita juga harus melawan para pengkhianat-pengkhianat itu,” ujarnya.
Baca Juga: Kepada Marzuki Alie, SBY Sebut Megawati Akan Kecolongan 2 Kali di Pilpres 2004
Pola Kuno
AHY menjelaskan dalam melakukan kudeta kepemimpinan, para kelompok ini menggunakan pola kuno.
Pertama, berupaya mempengaruhi para pemilik suara, pengurus DPD dan DPC. Kemudian mempengaruhi mantan Pengurus yang kecewa, dan mengklaim bahwa itu merepresentasikan pemilik suara.
Kedua, berupaya mencoba mempengaruhi kader Partai Demokrat dengan mengklaim telah berhasil mengumpulkan suara sekian puluh bahkan sekian ratus suara. Padahal yang disampaikan itu hoax dan tipuan belaka.
Baca Juga: Hasto: Sejarah Membuktikan Pak SBY Menzolimi Dirinya Sendiri Demi Politik Pencitraan
Selanjutnya kelompok kudeta ini menggunakan alasan Kongres Luar Biasa (KLB) karena faktor internal, padahal persoalannya adalah eksternal.
Kelompok tersebut, sambung AHY, sangat menginginkan seseorang sebagai Capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB.
Mereka juga menyebar berita bohong bahwa Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merestui adanya KLB.
Baca Juga: SBY Singgung Kritik ke Pemerintah: Kritikan Laksana Obat, Pujian itu Seperti Gula
SBY juga telah mengirimkan surat kepada para pengurus agar tetap mendukungan penuh kepengurusan hasil kongres V Partai pada 15 Meret 2020 lalu.
“Dalam surat itu, beliau juga mengingatkan untuk tidak adanya matahari kembar dalam kepemimpinan Partai Demokrat,” ujar AHY.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV