> >

Ketua Dewan Direktur INA: Kami Cari Dana Modal, Bukan Dana Pinjaman

Peristiwa | 16 Februari 2021, 14:13 WIB

 

Ketua Dewan Direktur Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Setpres)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Dewan Direktur Indonesia Investment Authority (INA), Ridha Wirakusumah mengatakan pihaknya akan menciptakan iklim investasi agar para investor bisa masuk Indonesia lebih nyaman dan yakin. Ridha pun menekankan INA akan berperan mencari dana modal bukan dana pinjaman dari investor.

“Yang ingin saya tekankan, yang kami cari adalah dana modal, bukan dana pinjaman. Dana yang kalau bisa value adding, dana yang tentunya dari sumber-sumber governance yang baik dan clean. Lalu tentunya kedua, misinya adalah kalau bisa sebagai namanya SWF, semua dana yang dipercayakan kepada kami, kalau bisa nanti bertumbuh terus. Sehingga merupakan dana abadi untuk terus menjadi dana yang makin lama bisa memakmurkan anak cucu kita semua,” kata Ridha Wirakusumah dalam keteranganan di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (16/2/2021). 

Baca Juga: Terlambat Bentuk Sovereign Wealth Fund, Jokowi Yakin INA Bisa Kejar Ketertinggalan

Ridha menuturkan langkah terpenting pertama yang akan dilakukan adalah menciptakan rumah yang betul-betul profesional tinggi dengan setting governance yang kuat.

“Dipandu Dewas, lalu dengan policy yang akan kita setup juga. Tentunya akan kami undang profesional seperti accounting firm untuk selalu menjaga governance yang tinggi,” ujar Ridha.

Baca Juga: Kenalkan 5 Direksi INA, Jokowi: Mereka akan Bawa INA jadi Lembaga Kelas Dunia

Selanjutnya, sambung Ridha, pihaknya akan berkonsultasi dengan Sri Mulyani, Erick Thohir, dan Kementerian lain. Hal ini dilakukan untuk bisa melihat aset-aset mana yang kita bisa sama-sama sharing dengan para investor.

“Untuk segera mereka bisa memasukkan dananya dan segera bersama-sama membangun infrastruktur dan proyek yang sudah ada sekarang ini,” jelasnya.

Baca Juga: Jokowi Umumkan Dewas dan Direksi INA, Ini Nama-namanya

Ridha mengatakan, saat ini cukup banyak daftar dari infrastruktur project yang sudah di earmarked. Mengutip dari Erick Thohir, kata Ridha, kira-kira ada 9,5 miliar dollar AS di pipeline yang mungkin kita bisa lihat.

“Tapi tentunya kita akan melihat secara seksama untuk make sure bahwa proyek-proyek itu betul-betul bisa membawa good returns for us and also for our co-investors,” ujarnya.

Penulis : Ninuk-Cucu-Suwanti

Sumber : Kompas TV


TERBARU