Anugerah Doktor Honoris Causa, Dari Nurdin Halid, Mega Sampai Puan
Peristiwa | 15 Februari 2021, 11:01 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Pemberian anugerah doktor honoris causa atau doktor kehormatan kepada Nurdin Halid dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) menuai polemik. Mantan Ketua PSSI yang juga politisi Partai Golkar ini dinilai tidak layak menerima gelar tersebut.
Adalah Profesor Bambang Budi Raharjo yang juga guru besar Unnes yang mempersoalkan pemberian gelar kepada Nurdin, yang pernah mendekam di penjara karena kasus korupsi. Keheranan BR, demikian sapaan Bambang Budi Rahardjo, tertuang dalam postingan foto disertai teks yang berbunyi, “Anggota Majelis yth, sudah layakkah orang ini mendapatkan gelar doctor honoris causa?”
Pertanyaan BR berakhir petaka. Dia malah dikeluarkan dari grup majelis profesor Unnes.
Baca Juga: Presiden BEM Unnes Protes Pemberian Gelar Doktor Honoris Causa Nurdin Halid
Pemberian gelar doktor kehormatan di Indonesia terbilang sering, terutama kepada para pejabat tinggi dan para politisi.
Misalnya, setelah duduk sebagai Ketua DPR, Puan Maharani pun mendapatkan gelar doktor kehormatan dari Univeritas Diponegoro (Undip).
Menurut Puan, prosesnya cukup lama, dua tahum. "Proses ini sudah berjalan dua tahun, sejak dari saya menjabat Menko PMK," kata Puan usai acara penganugerahan di gedung Prof Soedarto Undip Semarang, Jumat (14/2/2020).
Puan mengaku bahagia. "Artinya apa yang saya lakukan mendapat apresiasi," katanya.
Baca Juga: Ketua DPR Puan Maharani Minta Pers Tetap Kritis Kawal Proses Vaksinasi
Namun, gelar doktor kehormatan terbanyak, mungkin masih dipegang oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri. Dia mengoleksi sembilan gelar doktor kehormatan dari berbagai perguruan dari dalam dan luar negeri.
Mega mendapatkan gelar doktor kehormatan antar lain dari Universitas Padjajaran (Bandung, 2016), Universitas Negeri Padang (2017), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (2018), serta
Sementara perguruan tinggi luar negeri yang memberikan gelar adalah Waseda University, Tokyo, Jepang (2001), Moscow State Institute of International Relations, Rusia (2003), Korea Maritime and Ocean University, Korea Selatan (2015), Mokpo National University (Korea Selatan), dan Fujian Normal University (China).
Mega mengaku tidak mengejar gelar. "Kan bukan saya yang nyari. Tapi kan orang mungkin melihat saya. Mungkin dengar dari omongan dari pidato saya," dalam keterangan tertulisnya dikutip dari Antara, Rabu (8/1/2020).
"Karena bagi saya itu yang juga harus diketahui sering kali anak muda mengejar gelar padahal itu hanya sebuah tanda. Bahwa dia sudah selesai sekolah di sebuah tempat. Padahal yang kita ingin lakukan mencari ilmu pengetahuan," kata Megawati.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV