> >

Mengenal Moeldoko, Anak Desa yang Tak Pernah Melipat Jari Tangan

Sosok | 8 Februari 2021, 05:30 WIB
Kepala Staf Presiden Jenderal (purn) Moeldoko dan isteri. (sumber: Moedoko.com) 

JAKARTA, KOMPAS.TV- Nama Kepala Staf Presiden Jenderal (purn) Moeldoko mencuat beberapa hari terakhir karena dituding sosok yang ingin merebut Partai Demokrat. Moeldoko pun membantahnya. Dia adalah perwira tinggi  angkatan darat dengan segudang prestasi.

Anak bungsu dari 11 bersaudara ini lahir di Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957. Dilihat dari situs yang khusus tentang mantan panglima TNI ini, Moeldoko.Com, tercantum masa kecilnya di desa yang serba kekurangan.

"Sejak kecil Moeldoko selalu bekerja keras. Bahkan, ia nyaris tak pernah melipat jemari tangannya karena bekerja tiada henti. Mulai dari mengerjakan proyek pembangunan desa, hingga menyediakan pasir dan batu yang diangkut dari pinggir kali setiap hari seusai pulang sekolah," tulis situs tersebut.


Namun, kekurangan dan keterbatasan tak membuatnya patah semanat.  "Semua itu ia lakukan untuk membantu menopang kebutuhan keluarganya. Pernah hidup susah tidak membuat Moeldoko putus asa. Nyatanya, ia terus membuktikan tekad dan prestasi yang membanggakan," demikian catatan masa kecil Moeldoko.

Baca Juga: Moeldoko: Aku Ngopi Kenapa Ada yang Grogi, Politikus Demokrat: Bukan Grogi tapi Geli


Moeldoko merupakan perwira penerima Bintang Adi Makayasa sebagai lulusan terbaik Akabri tahun 1981. Ia  mengawali karier sebagai Komandan Peleton di Yonif Linud 700 Kodam VII/Wirabuana pada 1981. Nama Moeldoko kemudian melesat sejak menjabat Kasdam Jaya pada 2008.

Selama karier militernya, Moeldoko banyak memperoleh berbagai penghargaan dan tanda jasa. Operasi militer yang pernah diikuti antara lain Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1984 dan Konga Garuda XI/A tahun 1995. Ia juga pernah mendapat penugasan di Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura dan Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992), Amerika Serikat, dan Kanada.

Pada 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013, Moeldoko menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Puncak karier militernya menjadi Panglima TNI sejak 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015.

Sejak 17 Januari 2018 lalu, ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia.

Baca Juga: Ribut Partai Demokrat-Moeldoko Belum Reda, Kini Saling Sindir Kopi dan Kudeta Tengsin

Sebagai kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko bertanggung jawab untuk memastikan bahwa program-program prioritas nasional dilaksanakan sesuai visi dan misi Presiden. Selain melakukan pengendalian, ia juga melaksanakan fungsi menyelesaikan masalah secara komprehensif terhadap program-program prioritas nasional yang dalam pelaksanaannya mengalami hambatan. 

Tugas lain dari Moeldoko sebagai kepala Staf Kepresidenan adalah bertanggungjawab atas pengelolaan isu-isu strategis, termasuk penyampaian analisis data dan informasi strategis dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan dan pengelolaan strategi komunikasi politik dan diseminasi informasi yang harus dilakukan.


Di Bidang pendidikan Moeldoko tidak ketinggalan, pada 15 Januari 2014, meraih gelar doktor Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia, dengan disertasinya berjudul "Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)". 

Tak hanya itu, Moeldoko juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) untuk periode 2017-2020. "Saya suka pertanian," katanya.


 

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU