> >

Demokrat: Moeldoko Jangan Catut Nama Luhut Binsar

Politik | 4 Februari 2021, 21:36 WIB
Partai Demokrat merespons pernyataan Moeldoko yang membawa-bawa nama Luhut Binsar Pandjaitan. (Sumber: KompasTV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Demokrat kembali merespons pernyataan Kepala Staf Presiden Moeldoko yang membawa-bawa nama Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam konferensi pers Rabu (3/2/2021), Moeldoko mengatakan, Menko Kemaritiman dan Investasi juga pernah didatangi kader Partai Demokrat.

Topik yang dibicarakannya pun sama dengan kader Demokrat yang bertemu dengannya, yakni masalah internal partai.

Saat itu tidak ada yang mempermasalahkan pertemuan kader Demokrat dengan Luhut. Tapi berbeda saat kader Demokrat bertemu dengannya.

“Menurut saya ini kaya dagelan saja, lucu-lucuan. Moeldoko mau kudeta. Kudeta apaan,” cetusnya saat jumpa pers di kediamannya di Jl Terusan Lembang, Jakarta, Rabu (3/2/2021).

Baca Juga: Moeldoko: Aku Ngopi-ngopi Kenapa Ada yang Grogi?

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, itu merupakan dua hal yang berbeda.

"Pertemuan kader kami dengan Pak Luhut dilakukan dengan para kader senior kami yang sudah lama mengenal lama beliau. Sehingga mereka silaturahmi dan ngopi-ngopi, ya silakan saja. Wajar."

"Sedangkan kalau pertemuan dengan Pak Moeldoko itu dilakukan secara terstruktur dan sistematis," tukas Herzaky dalam pernyataan visualnya kepada Jurnalis Kompas TV Valentina Sitorus, Kamis (4/2/2021).

Diungkap Herzaky, para kader Demokrat ini didatangkan dari daerah oleh Moeldoko, diberi tiket pesawat, dan disediakan penginapan.

Para kader ini dijanjikan dana tanggap bencana alam di daerahnya masing-masing.

"Mereka enggak tahu loh kalau mau bertemu dengan Pak Moeldoko," kata Herzaky.

Baca Juga: Demokrat Minta Moeldoko Jujur Ungkap Isi Pertemuan di Kamar 2805 dan 2809 Hotel Aston

"Pas ketemu, bukan membahas dana tanggap darurat, tapi pencalonan Pak Moeldoko sebagai Capres 2024."

Moeldoko, lanjut Herzaky, ingin memuluskan rencananya sebagai Capres 2024 dengan menjadi ketua umum Partai Demokrat.

Sehingga perlu kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat yang bisa membawa Moeldoko ke pucuk pimpinan partai.

"Dari sini bisa terlihat bedanya. Bentuk pertemuan dengan Pak Moeldoko ini menunjukkan intervensi adanya orang dalam Istana atau orang dekat Presiden, dengan parpol sebagai salah satu pilar demokrasi," tukas Herzaky.

Baca Juga: Moeldoko Sebut SBY sebagai Senior dan Harus Dihormati

 

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU