Cerita Gelandangan Kapok Masuk Panti, Endingnya "Dibuang" Jauh dari Jakarta
Viral | 2 Februari 2021, 14:21 WIBDi panti itu, Ocit ditempatkan di sebuah barak bersama sekitar 25 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya. Selama di panti, Ocit tidak pernah mendapatkan pelatihan atau kegiatan rehabilitasi sosial.
Menteri Risma janjikan perubahan
Di lain kesempatan, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Minggu (31/1/2021), berjanji akan mengubah pola penanganan gelandangan dan PMKS.
Untuk penanganan gelandangan dan PMKS, Kemensos menganggarkan sekitar Rp 1,2 triliun.
Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial Pangudi Luhur Ahmad Sahidin menyebutkan, pelatihan kewirausahaan di salah satu balai yang dikelola Kemensos ini diadakan dalam jangka waktu yang bervariasi sesuai kemampuan gelandangan dan pengemis untuk mandiri.
"Ada yang sepekan, sebulan, atau tiga bulan. Kami asesmen apakah sudah bisa kembali ke keluarga atau masyarakat. Kalau ke masyarakat bisa salurkan untuk magang atau kerja di tempat usaha seperti bengkel motor, proyek, dan sebagainya," kata Ahmad.
Di sisi lain, Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi, menegaskan, masalah gelandangan atau tunawisma bukan hanya ada di Jakarta, tapi juga di seluruh kota besar di Indonesia.
"Saya bukan membela diri. Permasalahan tunawisma itu bukan di Jakarta saja. Ke Surabaya deh, di Medan, di Bandung. Ada enggak kota besar yang enggak ada manusia gerobak?" kata Irwandi, Selasa (5/12/2020).
Irwandi menegaskan pihaknya sudah berkali-kali berupaya menertibkan tunawisma yang ada di wilayah Jakarta Pusat.
Salah satunya dengan menawarkan mereka untuk tinggal di rumah susun. Namun, rusun itu tidak ditinggali dan mereka justru kembali menggelandang di jalan.
"Karena mata pencaharian dia di situ, dia mulung di daerah Menteng, sulit kita kasih rusun. Kita pernah coba tunawisma taruh rusun, rusunnya kan jauh, itu enggak bakal ditempatin. Gerobaknya ditaruh mana, mulungnya dimana, di rusun enggak bisa mulung, pasti lari," ujarnya.
Irwandi menyebut para tunawisma di Jakarta umumnya mempunyai rumah di kampung halaman mereka.
Pemkot Jakpus sudah berkali-kali memulangkan para tunawisma yang menggelandang di jalanan Ibu Kota. Namun mereka kembali datang ke Jakarta karena tak memiliki mata pencaharian di kampungnya.
Penulis : Ade-Indra-Kusuma
Sumber : Kompas TV