> >

Ini Alasan Pedagang Daging Sapi Jadetabek Mogok Jualan 3 Hari Mulai Rabu Besok

Sosial | 19 Januari 2021, 22:22 WIB
Pedagang Daging Sapi (Sumber: istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Para pedagang daging sapi di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek) berencana mogok jualan selama tiga hari ke depan.

Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta TB Mufti Bangkit Sanjaya menjelaskan aksi mogok jualan tersebut buntut dari tingginya harga daging sapi saat ini.

Rencananya aksi mogok jualan ini dimulai pada Rabu, 20 Januari hingga Jumat, 22 Januari 2021, baik di pasar maupun di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

Baca Juga: Duh, Pedagang Daging Sapi di Jadetabek Mau Mogok Jualan 3 Hari

Mufti menjelaskan harga per kilogram potongan daging sapi yang belum dipisah antara tulang dan kulit saat ini sebesar Rp95.000.

Ditambah ongkos produksi dan ekspedisi harga daging sapi sekitar Rp120 ribu. Sedangkan harga eceran tertinggi ditetapkan pemerintah Rp120 ribu.

Menurutnya dengan harga eceran tertinggi tersebut, pedagang masih tombok gaji karyawan.

Untuk itu jugalah pihaknya meminta agar pemerintah memberi solusi konkret untuk para pedagang dan pihak rumah potong hewan (RPH).

Baca Juga: Tak Hanya Cabai dan Kedelai, Harga Daging Sapi juga akan Melonjak

“Banyak yang sudah gulung tikar karena harga daging naik sejak empat bukan terakhir," kata Mufti seperti yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/1/2021).

Mufti menambahkan kenaikan harga daging bukan menguntungkan pedagang daging, malah membuat pedagang merugi.

Di sisi lain, daya beli masyarakat juga masih rendah akibat pandemi Covid-19. APDI memprediksi, kenaikan harga masih akan terjadi hingga April 2021.

Penyebabnya tak lain karena impor daging sapi dari Australia yang tak mencukupi permintaan pemerintah.

Baca Juga: Jumlah Perajin Tahu dan Tempe Berkurang di Kampung Tahu

Kurangnya stok ditambah pelemahan nilai tukar rupiah, membuat harga sapi melambung.

"Kami tuntut solusi konkret untuk para pedagang dan pihak rumah potong hewan agar sapi stoknya kembali melimpah, harganya kembali terjangkau, bukan sebaliknya, malah naik," pungkasnya. (Dina Karina)

 

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU