Seribu Warga Lebih Mengungsi, 800-an Rumah Terendam Banjir di Halmahera Utara
Peristiwa | 18 Januari 2021, 10:01 WIBHALMAHERA, KOMPAS.TV - Ratusan rumah terendam banjir yang terjadi di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku, akibat intensitas hujan tinggi yang terjadi pada Sabtu (16/1) pukul 12.00 WIT.
Dengan tinggi muka air 50 sampai 100 sentimeter, banjir juga menganyutkan tiga rumah warga.
"Rincian dari kerugian materil akibat bencana tersebut antara lain satu unit jembatan terputus, 809 unit rumah terendam, tiga unit rumah terbawa banjir dan dua unit rumah rusak berat, " jelas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati seperti dilansir dari bnpb.go.id, Senin (18/1/2021).
Baca Juga: Akses Banjarmasin - Martapura Terputus Akibat Jembatan Rusak Diterjang Banjir
Tak hanya merendam dan menghanyutkan rumah, ungkap Raditya, banjir juga membuat lebih dari seribu warga mengungsi. Setidaknya 1.801 jiwa mengungsi akibat banjir di Kabupaten Halmahera Utara.
"Sementara itu, terdapat lima kecamatan yang terdampak banjir, yaitu Kecamatan Kao Barat, Kecamatan Halmahera Utara, Kecamatan Galela Barat, Kecamatan Galela Selatan dan Kecamatan Loloda Utara," jelasnya.
Raditya mengungkapkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara melakukan kajian cepat, berkoordinasi dengan instansi terkait, masyarakat dan relawan serta tim gabungan dalam melakukan evakuasi masyarakat terdampak.
Baca Juga: Lima Desa di Halmahera Utara Terendam Banjir Akibat Luapan Sungai Tibao
Selain itu, BPBD Kabupaten Halmahera Utara juga mendirikan tenda pengungsi di perbatasan antara Desa Pitago dan Desa Kai.
Adapun BPBD Kabupaten Halmahera Utata memantau banjir saat ini telah berangsur-surut.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Provinsi Maluku Utara berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir.
Baca Juga: Penampakan Mal di Manado Tergenang Banjir Imbas Cuaca Ekstrem
Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga ditengah musim hujan yang akan terjadi di sejumlah wilayah hingga Februari 2021.
"Masyarakat dapat memantau informasi prakiraan cuaca melalui BMKG serta memeriksa potensi bencana disekitar wilayah melalui InaRisk," pungkas Raditya.
Penulis : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV