Pemerintah Indonesia Pesan Vaksin dari 5 Perusahaan, Ini Profilnya
Kesehatan | 16 Januari 2021, 12:10 WIBSOLO, KOMPAS.TV - Pemerintah Indonesia telah memulai program vaksinasi nasional sejak Rabu (13/1/2021).
Vaksinasi berjalan di bawah Kementerian Kesehatan akan menggunakan vaksin dari lima perusahaan. Vaksin juga berasal dari bantuan organisasi internasional vaksin.
Pemerintah berencana melakukan vaksinasi pada 182 juta orang untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) dari virus corona.
Program vaksinasi ini rencananya akan berjalan selama 15 bulan. Pada tahap awal vaksinasi saat ini, pemerintah memprioritaskan 1,6 juta tenaga kesehatan.
Berikut ini profil perusahaan dan organisasi asal vaksin.
1. Sinovac, China
Sinovac adalah perusahaan multinasional pembuat vaksin raksasa. Perusahaan ini dirintis Weidong Yin yang mengembangkan vaksin hepatitis A.
Perusahaan ini menjalankan produksi dan riset di lima lokasi dengan kantor pusat di Beijing. Ada pula fasilitas lab Sinovac yang berlokasi di Brazil.
Sinovac telah mengembangkan dan menjual berbagai vaksin, seperti vaksin hepatitis A dan B, vaksin flu burung, vaksin flu babi, vaksin gondok serta vaksin rabies anjing.
Vaksin Sinovac berjumlah 3 juta dosis jadi dan 15 juta bahan mentah telah tiba Januar 2021 ini.
Pemerintah melalui PT Bio Farma masih mengolah bahan vaksin Sinovac menjadi 12 juta dosis vaksin hingga awal Februari 2021.
Selain itu, Indonesia masih akan menunggu kedatangan 140 juta dosis vaksin Sinovac.
2. BioNTech-Pfizer, Jerman-Amerika Serikat
Perusahaan farmasi Jerman BioNTech didirkan oleh sepasang suami istri imigran Turki Profesor Ugur Sahin dan Dr Ozlem Tureci.
Perusahaan ini berdiri pada 2008 untuk mengembangkan metode terapi kanker. Yayasan Bil dan Melinda Gates menjadi salah satu pendonor bagi perusahaan ini.
Pengembangan vaksin Covid-19 di perusahaan ini bermula dari Profesor Sahin. Ia mengembangkan obat mRNA anti kanker sebagai basis vaksin corona.
BioNTech kemudian membentuk tim beranggota 500 peneliti dan bekerja sama dengan perusahaan terbesar Amerika Pfizer.
Agar bekerja maksimal, vaksin ini mesti disimpan dalam suhu dingin yang ekstrim, yaitu minus 70 derajat celcius.
Vaksin yang populer dengan nama vaksin Pfizer ini telah mendapat izin edar darurat di Amerika.
Pemerintah Indonesia telah memesan sekira 50 juta dosis vaksin ini yang akan tiba April 2021.
3. AstraZeneca, Inggris
AstraZeneca adalah perusahaan multinasional dengan kantor pusat di Cambridge. Perusahaan ini memiliki fasilitas riset lain di Swedia dan Amerika Utara.
Perusahaan ini terkenal dengan produk farmasi untuk mengobati kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, infeksi, penyakit pernapasan, dan peradangan.
Untuk vaksin corona, AstraZeneca membantu mengembangkan vaksin bersama periset dari Universitas Oxford.
Vaksin ini telah mulai dikembangkan sebelum 2020. Hal itu karena peneliti Universitas Oxford sedang mengembangkan vaksin yang dapat melawan berbagai penyakit.
Pemerintah Indonesia telah memesan sekira 50 juta dosis vaksin AstraZeneca. Pemerintah memperkirakan vaksin itu akan tiba pada April 2021.
4. Novavax, Amerika Serikat
Novavax adalah perusahaan pengembang vaksin dengan kantor pusat di Maryland, Amerika Serikat. Perusahaan ini juga memiliki fasilitas lab di Uppsala, Swedia.
Perusahaan ini pernah mengembangkan vaksin untuk Ebola dan infeksi RSV.
Novavax mengembangkan vaksin Covid-19 dengan merekayasa protein dari genetik virus SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Uji klinis tahap ketiga vaksin ini baru dimulai pada akhir Desember 2020. Uji klinis berjalan di Amerika dan Meksiko.
Penyimpanan vaksin Novavax lebih mudah dari vaksin Pfizer karena tak perlu suhu dingin ekstrim. Vaksin ini bisa disimpan di lemari es.
Sejauh ini vaksin Novavax belum memiliki izin edar.
Pemerintah Indonesia mengklaim telah memesan sekira 50 juta dosis vaksin ini. Pemerintah menduga vaksin ini akan tiba pada Juni 2021.
5. Gavi
Gavi (Global Alliance for Vaccines and Immunisation) adalah aliansi penyedia vaksin dengan harga terjangkau untuk negara-negara berkembang. Aliansi ini dipelopori Yayasan Bill dan Melinda Gates dan beberapa partner lain pada 2000.
Kini, Gavi telah bekerja sama dengan berbagai institusi penelitian teknis kesehatan, berbagai lembaga swadaya, 17 negara berkembang, WHO, Unicef, Bank Dunia, dan pendonor swasta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap Gavi dapat mengirimkan 54 juta sampai 108 juta dosis vaksin Covid-19.
Budi memperkirakan, vaksin dari Gavi akan tiba di Indonesia pada akhir Februari atau awal Maret 2021.
Gavi menyediakan 4 jenis vaksin, yaitu vaksin dari AstraZeneca, Moderna, Novavax, dan Pfizer-BioNTech. Vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech sudah mendapat izin edar darurat (EUA) di Amerika Serikat.
Sementara, vaksin AstraZeneca sudah menerima izin edar darurat dari otoritas Inggris. Otoritas Pemeriksa Obat Amerika (FDA) akan mengeluarkan izin edar darurat di Amerika pada April 2021.
6. Moderna, Amerika Serikat
Moderna Inc adalah perusahaan bioteknologi asal Massachussetts, Amerika Serikat. Perusahaan ini fokus pada penemuan dan pengembangan vaksin dan metode terapeutik RNA.
Moderna juga mengembangkan obat mRNA untuk infeksi, penyakit kanker, dan penyakit jantung serta pembuluh darah.
Perusahaan ini mulai mengembangkan vaksin Covid-19 sejak Januari 2020. Vaksin Moderna dalam uji klinis tahap ketiga menunjukkan tingkat efikasi (kemampuan mencegah gejala Covid-19) 94%. Efek sampingnya berupa flu ringan.
Vaksin Moderna adalah vaksin Covid-19 pertama yang mendapat izin edar darurat dari FDA.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus menyetujui penggunaan vaksin dari perusahaan dan organisasi di atas dengan izin edar darurat sendiri.
Penulis : Ahmad-Zuhad
Sumber : Kompas TV