> >

Ini Profil Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh di Sekitar Pulau Laki

Berita utama | 10 Januari 2021, 13:06 WIB
Ilustrasi: pesawat Sriwijaya Air. (Sumber: dok Sriwijaya)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pesawat Boeing 737-524 milik Sriwijaya telah terkonfirmasi jatuh pada Sabtu (9/1) sore. Pesawat ini bertolak dari Jakarta ke Pontianak dengan nomor penerbangan SJ 182. Namun, pesawat ini jatuh di sekitar Kepulauan Seribu.

Boeing 737-524 ini bernomor lambung PK-CLC dengan nomor produksi 27323. Pesawat ini termasuk dalam keluarga Boeing 737. Dilansir dari Reuters, Boeing jenis ini didapuk sebagai pesawat komersial yang paling banyak diterbangkan.

Pesawat bikinan perusahaan Perancis-Amerika ini pertama kali terbang pada Mei 1994. Ketika itu, pesawat ini terbang di bawah bendera perusahaan Amerika Serikat, Continetal Airlines.

Baca Juga: Berbagai Puing Pesawat Sriwijaya Air Dibawa ke JICT Tanjung Priok

Setelah beroperasi selama 14 tahun, pesawat ini pensiun sementara pada Desember 2014. Pesawat ini kembali mengudara pada 2010 di bawah bendera United Airlines.

Pada April 2012, Sriwijaya Air membeli pesawat ini dan menamakannya Citra. Sriwijaya Air menerbangkan pesawat itu sejak 15 Mei 2012 hingga jatuh pada 9 Januari 2021.

Sebelum jatuh, pesawat Sriwijaya Air ini terbang melayani penumpang rute Pangkal Pinang – Jakarta. Menurut flightradar24.com, pesawat ini melayani total 41 penerbangan sejak 3 Januari 2021 siang sampai 9 Januari kemarin.

Boeing 737-524 ini berumur 26 tahun 7 bulan ketika jatuh sore kemarin. Banyak maskapai telah mengganti pesawat berseri sejenis karena alasan ekonomi. Sebabnya, banyak pesawat terbaru yang lebih hemat bahan bakar daripada seri 737-500 ini.

Baca Juga: Penjelasan Dankormar Terkait Pencarian Sriwijaya Air SJ182 Melalui Operasi Penyelaman

Selain itu, pesawat komersial biasanya berhenti digunakan paling lama hingga berumur 25 tahun. Meski begitu, produsen pesawat membangun pesawat komersial untuk terus terbang lebih lama.

Pesawat berseri 737 ini pernah terlibat dalam empat kecelakaan mematikan sebelumnya di Rusia, Tunisia, dan Mesir. Menurut Aviation Safety Network, kecelakaan-kecelakaan itu terkait kinerja dan pelatihan pilot serta cuaca.

Kecelakaan paling parah terjadi di Perm, Rusia pada 2008. Kecelakaan itu memakan 88 korban jiwa.

Ketika jatuh kemarin, pesawat Sriwijaya Air ini mengangkut 56 penumpang, termasuk 6 pekerja NAM Air dan 6 kru Sriwijaya Air. Jumlah penumpang itu tak sampai setengah kapasitas total pesawat, yaitu 145 orang.

Baca Juga: Ditemukan Diduga Bagian Tubuh Manusia di Lokasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU