> >

Kisah Rizki Wahyudi Staf TN Gunung Palung, Boyong Keluarga Namun Jadi Korban Sriwijaya Air SJY 182

Peristiwa | 10 Januari 2021, 06:05 WIB
Rizki Wahyudi, kanan, Staf Ditjen KSDAE yang ditugaskan di Taman Nasional Gunung Palung bersama istrinya, Indah Halimah Putri, kiri. Mereka berdua bersama anak, ibu Rizki dan seorang keponakan menjadi korban pesawat Sriwijaya Air yang jatuh, flight SJY 182 (Sumber: Facebook/Indah Halimah Putri)

Dari hasil pernikahan tersebut, Indah mengandung dan sempat kembali ke kampung halamannya, "Indah sempat 7 bulan tinggal di Sungai Pinang karena mengandung. Pas dekat-dekat mau lahiran, waktu itu suaminya datang ke Sungai Pinang," terang Herman.

Menurut Herman, setelah melahirkan, Indah dan suaminya kembali ke Pontianak. Barulah pada libur tahun baru lalu, pasangan suami-istri dan anak semata wayang mereka itu kembali ke Sungai Pinang di Ogan Ilir.

Saat pulang, sebelum terbang kembali menuju Pontianak, Indah beserta suami dan anak semata wayangnya terbang ke Bangka untuk menjemput Rosi Wahyuni, ibu dari Rizki Wahyudi.

Menurut berbagai laporan, Rizki selalu membawa sang ibunda kemanapun dia pergi dan bekerja. 

Baca Juga: Istri dan 3 Anaknya Penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh, Yaman Zai Menangis Histeris

Rizki Wahyudi, Pengendali Ekosistem Hutan di Taman Nasional Gunung Palung, Ketapang, Kalimantan Barat bersama rekan kerja (Sumber: Berbagai sumber)

Rizki sendiri tumbuh dan dibesarkan orangtuanya di Pangkal Pinang, Bangka. 

Seperti dikutip dari Bangka Pos Sabtu (09/01/2021), kabar Rizky Wahyudi menjadi satu dari sejumlah penumpang Sriwijaya Air yang hilang kontak dikabarkan oleh Sekretaris Daerah Pangkalpinang Radmida Dawam.

Radmida mengatakan,"Ada tiga orang warga Kota Pangkalpinang di dalam manifest penerbangan itu, namanya Rizky Wahyudi, rumahnya di sebelah Jembatan Pelipur, belakang masjid Jamik, tadi sudah kesana tapi rumahnya tutup," kata Radmida kepada Bangka Pos.com melalui pesan whatsapp, Sabtu (09/01/2021).

Radmida menyebutkan, Sabtu lalu ketiga penumpang pesawat tersebut baru saja main ke rumahnya.

Baca Juga: Ratih Windania dan Sejumlah Anggota Keluarganya Jadi Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182

"Dia itu kerja di Kalimantan bagian kehutanan di Ketapang, dari Jakarta ke Pontianak, rencana terus ke Ketapang, Sabtu kemarin baru ke rumah saya untuk silahturahmi," sebutnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono melalui pesan singkat kepada media mengatakan, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Keluarga besar KLHK berdukacita karena salah satu penumpangnya adalah Rizki Wahyudi, pegawai Taman Nasional Gunung Palung, bersama istrinya, dan anaknya yang masih bayi 3 bulan, ibu kandung, dan keponakannya, kita doakan semoga husnul khatimah. Amin YRA."

Di Taman Nasional Gunung Palung, Ketapang, Kalimantan Barat, Rizki bertugas sebagai Pengendali Ekosistem Hutan. Itu adalah posisi terpilih bagi seorang pelaku konservasi karena bekerja langsung di lapangan untuk menjaga, merawat dan mengendalikan ekosistem hutan.

Dari literatur Direktorat Jenderal KSDAE, Pengendalian Ekosistem Hutan adalah segala upaya yang mencakup metode, prosedur, strategi dan teknik dalam kegiatan perencanaan hutan, pemantapan kawasan hutan, pemanfaatan hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pengelolaan Daerah Aliran Sungai serta konservasi sumberdaya hutan secara efektif dan efisien menuju pengelolaan hutan berkelanjutan.

Tugas pokok Pengendali Ekosistem Hutan sendiri adalah melaksanakan pengendalian ekosistem hutan yang kegiatannya meliputi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, memantau dan mengevaluasi kegiatan pengendalian ekosistem.

Baca Juga: Pernyataan Basarnas Soal Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Perairan Kepulauan Seribu

Orangutan yang tengah memanjat pohon untuk mengambil buah ara. Foto ini diambil dengan menggunakan kamera yang ditempatkan di kanopi hutan hujan Taman Nasional Gunung Palung. Foto dari @timlaman ini meraih penghargaan dalam kompetisi Wildlife Photographer of the Year (WPY) tahun 2016 (Sumber: Yayasan Palung/Tim Laman - Cheryl Knott)

Taman Nasional Gunung Palung adalah kawasan konservasi istimewa. Menurut beberapa laporan, 65% kawasan nasional masih asli dan belum pernah kontak dengan manusia.

Taman Nasional itu juga adalah rumah bagi Orang Utan Kalimantan, dimana diperkirakan 10% orang utan Kalimantan hidup di Taman Nasional tersebut. 

Satwa endemik di Taman Nasional itu adalah primata seperti orangutan, bekantan, beruk, owa dan kelasi.

Selain itu terdapat sekitar 200 jenis burung, beruang madu, babi hutan, kukang, kijang, kancil, bajing tanah bergaris empat, ayam hutan, rangkong badak, enggang gading, kura-kura gading, penyu tempayan, buaya siam dan tupai kenari.

Dari rencana Rizki untuk menetap di Ketapang bersama istri, anak, ibunda dan keponakan agar Rizki dapat memusatkan perhatian untuk menjaga serta merawat hutan dan ekosistem, kini mereka sekeluarga menetap di keabadian. 

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU