Indonesia Pastikan Beli Masing-Masing 50 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari Pfizer dan AstraZeneca
Update corona | 29 Desember 2020, 19:50 WIBJAKARTA, KOMPAS TV – Indonesia memastikan akan membeli 50 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Pfizer - BioNTech dan 50 juta dosis dari AstraZeneca - Universitas Oxford, demikian pernyataan Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip Reuters.
Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, kesepakatan pembelian dengan AstraZeneca akan ditandatangani sebelum akhir tahun ini, sementara kesepakatan dengan Pfizer pada minggu pertama Januari 2021.
Straits Times melaporkan, vaksin AstraZeneca akan datang ke Indonesia pada kuartal kedua tahun 2021 (antara April – Juni 2021) sementara vaksin buatan Pfizer akan datang pada kuartal ketiga 2021 (antara Juli – September 2021).
Baca Juga: Media Inggris: Vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Oxford Diluncurkan mulai Januari 2021
Vaksin Covid-19 besutan Pfizer dan BioNTech sudah mendapat ijin penggunaan darurat di banyak negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa dan Timur Tengah, sementara vaksin besutan AstraZeneca dan Universitas Oxford rencananya akan masuk pengkajian pada minggu-minggu pertama tahun 2021.
Pembelian vaksin dari kedua produsen tersebut dilakukan sambil menunggu pengkajian dan otorisasi vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang sudah dibeli Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis sementara 1,8 juta dosis lagi akan datang bulan Januari tahun 2021.
Vaksinasi menggunakan vaksin buatan Sinovac akan segera dilakukan begitu Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia memberi persetujuan penggunaan darurat vaksin tersebut.
Baca Juga: Uni Eropa Beri Ijin Bersyarat Bagi Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer - BioNTech
Seperti yang dilaporkan Reuters, hasil sementara uji klinis tahap III dari vaksin buatan Sinovac akan diberikan kepada BPOM bulan depan (Januari).
Budi Gunadi Sadikin mengatakan, prioritas utama penerima vaksin adalah 1,3 juta tenaga kesehatan garis depan, yang akan menjalani imunisasi antara Januari hingga April 2021.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV