Pangdam Jaya Gelar Silaturahmi Kebangsaan Bersama Tokoh Lintas Agama
Sosial | 23 Desember 2020, 19:14 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman bersama Forkopimda DKI Jakarta mengundang tokoh lintas agama untuk bersilaturahmi, Rabu (23/12/2020).
Acara yang digelar di Aula Sudirman Makodam Jaya, Jakarta Timur itu dihadiri KH. Habib Lutfi bin Ali bin Yahya, Wakil Ketua MUI KH. Dr Marsudi Syuhud serta Ketua Uskup Agung Katedral Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo dan Ketua MPH PGI Wilayah DKI Jakarta. Pdt. Manuel Raintung.
Dalam sambutannya Dudung menjelaskan saat ini fenomena besar sedang melanda kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti adanya kelompok tertentu yang bertentangan dengan cita-cita luhur rakyat Indonesia.
Baca Juga: Silaturahmi Kebangsaan Untuk Pilkada Damai
Menurutnya jika tidak segera ditangani bersama, maka fenomena tersebut menjadi sebuah ancaman dan tantangan serius bagi bangsa.
“Upaya disintegrasi bangsa terus digelontorkan hendak memecah belah nilai kesatuan dan persatuan. Dalam kesempatan silaturahmi kebangsaan ini, kita samakan visi dan persepsi untuk memperkokoh nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Dudung, dikutip dari laman Kodam Jaya.
Dudung menambahkan pluralisme merupakan bagian kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga keutuhannya dalam bingkai kebhinekaan.
Ia menilai keberagaman dapat menjadi modal kekuatan bangsa untuk maju, bukan menjadi penyebab meruncingnya pertikaian diantara anak bangsa.
Baca Juga: Pangdam Jaya Dikritik Muhammadiyah karena Ikut Jumpa Pers Tewasnya 6 Laskar FPI
Sejak awal berdirinya bangsa ini, sambung Dudung, sudah disepakati Pancasila merupakan dasar dan sebagai ideologi negara dengan keberagamanan suku, agama, budaya, dan etnisnya, bingkai kebhinnekaan ini seharusnya kita hormati bukan untuk diperolok.
“Keanekaragaman bukan merupakan perbedaan yang bertentangan namun keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia,” ujar Dudung.
Sementara itu Habib Lutfi bin Ali bin Yahya menilai bentuk kebhinekaan sangat terlihat jelas pada acara silaturahmi ini. Tanpa melihat sudut perbedaan agama, seluruh elemen bangsa bisa duduk bersama dalam bingkai kebersamaan.
Senada dengan Habib Lutfi, Marsudi Syuhud juga menyampaikan, berdirinya negara ini karena adanya penghormatan terhadap akad-akad kebangsaan.
Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Kyai di Jawa Tengah Sepakat Lawan Paham Intoleran dan Radikalisme
“Akad-akad yang telah disepakati harus dijunjung tinggi, maka kita akan bisa merasakan nikmatnya dan manfaatnya bernegara. Bersyukur dengan cara ilmu wathoniyah, menghargai dan menghormati lembaga negara, maka kita hormati lembaga hukum. Urusan ekonomi sudah ada lembaga yang mengurusi ekonomi, bidang keamanan kita serahkan kepada lembaga yang mengurusi keamanan itulah intinya kita berbangsa ilmu-ilmu wathoniyah”, ujar Marsudi.
Ikrar Kebangsaan
Selain silaturahmi dalam acara ini juga dibacakan ikrar kebangsaan. Ikar kebangsaan ini dibacakan formopimda Mayjen Dudung, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Hendro Pandowo, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza dan perwakilan tokoh lintas agama.
Berikut isinya Ikrar Kebangsaan.
Kami segenap unsur pemerintah, TNI-Polri, tokoh agama, dan tokoh masyarakat se-Jabodetabek, berikrar:
1. Senantiasa memegang teguh 4 (empat) pilar kebangsaan, yakni: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.
2. Siap mengedepankan aspek toleran (tasamuh), berkeseimbangan (tawazum), dan tegak lurus (i'tidal), dalam perikehidupan kemasyarakatan, berbangsa, dan bernegara.
3. Tidak akan memberikan peluang sejengkal pun kepada kaum intoleran.
4. Siap mengedepankan aspek kejujuran, persaudaraan, persatuan dan kesatuan dalam berkhidmat kepada agama, nusa dan bangsa.
5. Tetap waspada dalam setiap langkah, perbuatan, tidak mudah terintervensi oleh berita hoax dan senantiasa loyal terhadap setiap langkah menuju kemaslahatan bersama.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV