Muhammadiyah: Kekerasan Sigi Sulteng Bukan Konflik Keagamaan, Masyarakat Jangan Terprovokasi
Peristiwa | 29 November 2020, 20:52 WIBMenurut Fachrul Razi, aksi anarkisme tidak dibernarkan dalam bentuk apapun.
"Anarkisme dalam bentuk apapun tidak bisa dibenarkan," katanya, menegaskan.
Dia pun berharap polisi segara bertindak dan segera mengungkap modus dan pelaku kejahatan ini serta menangkap dan menindak tegas para pelakunya.
Baca Juga: Kutuk Pembunuhan Keluarga di Sigi, Pemerintah Memburu MIT
Menag mengaku sudah meminta jajarannya di Kemenag Sulteng untuk berkoordinasi dan bersinergi dengan pihak kepolisian setempat untuk menyelesaikan persoalan ini.
Kanwil Kemenag Sulteng juga diminta ikut menenangkan warga agar tidak terprovokasi dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan ketentuan hukum.
Sebelumnya, satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dibunuh oleh orang tak dikenal pada Jumat (27/11/2020) sekitar pukul 09.00 WITA.
Dari keterangan Sekretaris Desa Lembatongoa Rifai, korban berjumlah empat orang.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Sigi AKBP Yoga Priyahutama menduga pelaku kekerasan menyebabkan korban jiwa satu keluarga tewas adalah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Yoga menuturkan, situasi terakhir di sana kondusif, bahkan anggota Brimob, polres, dan dari satgas telah melakukan trauma healing agar jangan sampai warga ketakutan terkait dengan kejadian tersebut.
"Satgas Operasi Tinombala saat ini terus mengejar terduga pelaku," katanya, menegaskan.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV