Rektor Uhamka Kukuhkan Prima Gusti Yanti Sebagai Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Budaya | 18 November 2020, 05:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Prima Gusti Yanti resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar atau Profesor dalam bidang ilmu pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Wanita kelahiran Pekanbaru, 7 Agustus 1966 ini menjadi Guru Besar atau Profesor yang ke-16 di UHAMKA dan ke-131 di Muhammadiyah pada Senin (16/11/2020).
Baca Juga: Mahfud MD: Pimpinan NU dan Muhammadiyah Minta Kita Jaga Persatuan Indonesia
Pengukuhan Profesor itu digelar dalam sidang senat terbuka Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) di Jakarta.
Mereka yang hadir antara lain; Ketua LLDIKTI wilayah III Agus Setyo Budi, Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah Siti Muslimah Widiyastuti, ketua PWM DKI Jakarta, BPH Uhamka, pimpinan Uhamka, dan tamu undangan yang mengikuti kegiatan ini secara daring (online).
Pada pengukuhan tersebut juga dihadiri secara langsung oleh Senat Uhamka, Rektor Uhamka, dan keluarga besar Prima Gusti Yanti, dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Rektor Uhamka Gunawan Suryoputro dalam sambutannya mengatakan, pengukuhan Profesor kali ini bersamaan dengan milad Uhamka ke-63.
“Saya bangga dan bahagia sekaligus tertantang untuk terus melahirkan profesor-profesor berikutnya, sehingga peran serta Uhamka dalam meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih terasa dan nyata. Untuk itu, Uhamka akan terus melakukan upaya dalam menghadapi tantangan tersebut sebagai rasa tanggungjawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta memperkuat kelembagaan Uhamka itu sendiri”, ujar Gunawan, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/11/2020).
Menurut Gunawan, untuk meraih dan menjadi profesor itu tidaklah mudah, tetapi juga tidak akan sulit mencapainya selama ada ikhtiar maksimal secara sungguh-sungguh dan bekerja keras.
Prof. Dr. Hj. Prima Gusti Yanti, M.Hum., yang dikukuhkan sebagai profesor menyampaikan orasi ilmiah.
Orasi ilmiah yang berjudul “Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sastra yang Bermakna” merupakan ide dan pemikiran yang diharapkan memberi pencerahan, motivasi, bagi para dosen muda yang akan meraih profesor selanjutnya.
Baca Juga: Muhammadiyah: Pedagang Dikejar-kejar tapi Elite Agama Dibiarkan Melanggar, Ini Tidak Benar
Prima Gusti Yanti bersyukur atas pencapaiannya sebagai peofesor di bidang ilmu pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
“Alhamdulillah wa syukurillah, berkat rahmat dan hidayah-Nya saya meraih gelar guru besar. Hal ini yang diimpikan oleh para dosen walaupun membutuhkan kerja keras dan perjuangan yang berat. Terimaksih ya Allah atas semua nikmat, kuasa, dan ridha yang telah Engkau limpahkan,” kata Prima, saat pidato penyampaian orasi ilmiah.
Dalam orasi ilmiahnya itu, Prima juga menekankan pentingnya menjadikan pengajaran sastra sebagai sarana pembentukan karakter bangsa.
Sebab, menurut Prima, tujuan utama dari pembelajaran sastra ini adalah untuk mengapresiasi nilai-nilai yang terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan, pemahaman dan penghayatan yang tepat terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra itu sendiri.
“Pengajaran sastra tak hanya menambah pengetahuan siswa tentang nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sastra, melainkan juga turut membantu siswa agar dapat menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sebuah sastra,” ujar Prima.
Ia menambahkan, siswa agar dapat mengimplementasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sastra pada kehidupannya dan menjadi rambu pembatas saat bertingkah laku pada masa mendatang.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV