17 Relawan Uji Klinis Vaksin Sinovac Mundur, Delapan Orang di Antaranya Ada yang Sakit
Update corona | 5 November 2020, 18:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Sebanyak 17 relawan uji klinis vaksin Sinovac di Bandung mundur dari tahapan uji klinis.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil menjelaskan mundurnya 17 relawan tersebut bukan karena reaksi vaksin, melainkan karena pindah kerja dan faktor kesehatan.
Kusnandi juga menegaskan faktor kesehatan yang dialami oleh relawan vaksin tidak memiliki hubungan dengan imunisasi.
Baca Juga: Luhut Ungkap Jadwal Terbaru Vaksinasi Covid-19, Target Bali Jadi Zona Hijau pada 2021
Sebanyak delapan orang dari 17 relawan yang mundur dari proses tahapan uji klinis mengalami sakit tifus serta terserang flu berat usai menerima vaksinasi pertama.
Kondisi ini membuat pihaknya tidak bisa memberikan injeksi vaksin kedua. Delapan orang yang mundur tersebut merupakan bagian dari 1.620 relawan yang mendapat suntikan pertama.
Sementara tujuh relawan lainnya mundur dari tahapan uji klinis karena pindah tempat kerja.
"Jadi yang mengundurkan diri ada yang pindah kerja, ada yang sakit, tapi sakitnya itu tidak berhubungan dengan imunisasi," ujar Kusnandi kepada wartawan, Kamis (5/11/2020).
Baca Juga: 40 Relawan Vaksin Disuntik Dosis Kedua
Kusnandi menambahkan meski menyatakan mundur 17 relawan vaksin tersebut tetap mendapat pantauan. Para relawan juta tetap mendapat asuransi hingga tahapan penelitian selesai.
Dalam proses uji klinis tahap tiga vaksin Sinovac para relawan dipantau melalui sampel darah yang diambil sebanyak empat kali.
Pertama sebelum vaksinasi pertama, dua minggu setelah vaksinasi kedua, tiga bulan setelah vaksinasi kedua dan enam bulan setelah vaksinasi kedua.
Kusnandi menjelaskan pengambilan sampel darah ini untuk melihat kemajuan vaksin, sehingga tim dapat mengukur kadar zat anti virus dalam vaksin.
Baca Juga: Imbas Pandemi Covid-19, Pengangguran di Indonesia Naik Jadi 9,77 Juta Orang
Selama pengambilan darah kondisi kesehatan relawan juga tetap dipantau.
“Jadi memang pemantauannya ketat," ujar Kusnandi.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV