Pelaku Ricuh Demo PA 212, 561 Orang Ditangkap
Peristiwa | 13 Oktober 2020, 20:54 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sebanyak 561 orang ditangkap aparat kepolisian usai kericuhan yang terjadi di akhir demonstrasi Persaudaraan Alumni 212 dan ANAK NKRI jelang sore tadi.
Demo PA 212 sendiri berlangsung dan berakhir secara damai dan tertib, namun sekelompok anak muda membuat provokosi yang menyebabkan terjadinya bentrok dengan aparat yang melakukan pengamanan unjuk rasa.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkap, aparat kepolisian telah menangkap para pelaku kericuhan.
"(Sudah menangkap) 561 orang," ucap Yusri saat dihubungi jurnalis Kompas TV Cindy Permadi, Selasa (13/10/2020).
Sebanyak 561 orang tersebut dibawa ke Mapolda Metro Jaya, dan sebagian lainnya berada di Polres. Namun Yusri tidak merinci, Polres yang dimaksud.
Sejauh ini, kata Yusri, pihaknya masih melakukan pendataan terhadap para pelaku yang ditangkap. Terkait apa saja barang bukti yang disita dari para pelaku, Yusri belum bisa menyebutkannya.
Rencananya, esok hari Polda Metro Jaya akan merilis penangkapan para pelaku yang disebut Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana merupakan anggota Anarko tersebut.
Baca Juga: Suasana Terkini Demo Ormas PA 212 dkk di Medan Merdeka Barat Jakarta
Anarko di Balik Ricuh Demo PA 212
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana memantau langsung kericuhan pasca demo PA 212 dari kawasan Jalan MH Thamrin.
Menurut Kapolda, kericuhan yang terjadi sejak pukul 16.00 WIB sore tadi, dilakukan oleh kelompok Anarko.
"Massa cair itu masyarakat yang menonton, mahasiswa dan ada pelajar. Ini ada yang STM, yang kami sebut Anarko," ujar Nana kepada wartawan di kawasan Jalan Raya Thamrin, Selasa (13/10/2020), dikutip dari Kompas.com.
Massa demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja pada hari ini, kata Kapolda, terdapat sekitar 6.000 orang yang terpusat di Bundaran Patung Kuda.
Sebanyak 4.000 orang tergabung dalam massa yang menamakan diri ANAK NKRI. Persaudaraan Alumni 212 termasuk di dalamnya.
Sementara 2.000 orang lainnya, merupakan massa cair. Yang terdiri dari masyarakat yang menonton, mahasiswa, dan pelajar. Pelajar STM inilah yang disebut Kapolda sebagai massa Anarko.
Massa atau kelompok Anarko ini, disebut Nana, memprovokasi. "Anak-anak Anarko inilah yang bermain. Ada sekira 600-an mereka, melakukan upaya provokasi," ungkapnya.
Baca Juga: Sulit Diintip, Gerakan Anarko Sangat Eksklusif di Tanah Air
Pasca Demo Damai Kericuhan Meletus
Demo PA 212 dan ANAK NKRI sejatinya berjalan tertib dan damai. Aparat kepolisian pun sempat menyampaikan terima kasih melalui pengeras suara.
Namun, ada seorang remaja yang ditangkap sekelompok pria. Penangkapan lain juga terjadi di titik-titik lain. Diduga penangkapan tersebut terkait dengan provokator.
Penangkapan itu memicu sekelompok anak muda melemparkan batu ke arah aparat kepolisian yang berjaga. Kelompok anak muda yang masih berusia remaja ini mulai melemparkan batu dan botol ke arah barikade kepolisian.
Polisi, melalui pengeras suara, mengingatkan massa untuk tidak melakukan anarkistis. Bahkan polisi telah mengingatkan bahwa aksi yang sebelumnya berlangsung merupakan aksi damai dan tertib.
"Kami ingatkan aksi ini aksi damai, sudah dilakukan dengan baik dan ditutup dengan damai. Silakan kembali ke rumah masing-masing. Kami ingatkan tak ada yang lakukan pelemparan!" teriak polisi.
Sementara massa PA 212 yang berseragam putih perlahan mundur dan membubarkan diri. Namun aksi sebagian massa yang tidak beridentitas masih melakukan pelemparan.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV