> >

Eks Danjen Kopassus Semprot Purnawirawan TNI Rombongan Gatot Nurmantyo: Jangan Terlalu Murah!

Politik | 3 Oktober 2020, 13:42 WIB
Agum Gumelar (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS TV - Mantan Danjen Komando Pasukan Khusus atau Kopassus Jenderal (Purn) Agum Gumelar melontarkan kritik pedas kepada sejumlah Purnawirawan TNI rombongan Gatot Nurmantyo.

Kritik tersebut disampaikan menanggapi insiden keributan saat para Purnawirawan TNI itu hendak melakukan ziarah di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan pada Rabu (30/9/2020).

Dalam wawancaranya dengan Kompas TV, Agum Gumelar mengaku kecewa dengan perilaku sejumlah purnawirawan TNI tersebut.

Baca Juga: Momen Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Bersitegang dengan Dandim Jaksel karena Dilarang Masuk TMP

Sebab, kata Agum, aksi mereka bukan saja hanya untuk ziarah, tetapi memaksa masuk ke halaman TMP Kalibata Jakarta Selatan demi mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Kekecewaan Agum semakin memuncak manakala ada beberapa purnawirawan TNI saat itu mengenakan baret berwarna merah khas milik Kopassus.

Menurut Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Warakawuri TNI-Polri (PEPABRI) itu, tidak seharusnya para purnawirawan TNI bersikap memaksa dan terlibat konflik dengan petugas di lapangan.

"Terus terang saya prihatin dan bahkan kesal melihat kejadian itu," kata Agum dalam wawancaranya dengan Kompas TV, Jumat (2/10/2020).

Baca Juga: Gatot Nurmantyo: Kalau KAMI Jadi Partai Politik, Saya Keluar

"Terutama untuk mereka yang kemarin mengenakan baret merah dengan gagah perkasa. Saya ini mantan Danjen Kopassus."

Agum mengatakan, seharusnya mereka yang pernah menjadi prajurit baret merah alias Kopassus bisa dicintai dan mencintai rakyat.

"Ini malah kejar-kejaran dengan mahasiswa. Apa itu," ucap Agum menyatakan kekecewaannya.

Agum menyebut, sebagai mantan prajurit Kopassus seharusnya tidak berlaku terlalu murah dengan meneriakkan komando di tempat-tempat yang tidak tepat.

Baca Juga: Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Serukan Dukung Buruh Mogok Nasional Tolak RUU Cipta Kerja

"Jadi, cara-cara seperti kemarin itu, mohon maaf ya, jangan terlalu murah meneriakkan Komando di tempat-tempat yang tidak tepat," katanya.

Lebih lanjut, Agum juga menyoroti sikap sejumlah purnawirawan yang mempunyai pangkat tinggi dan terlibat cekcok dengan petugas di lapangan.

"Kita ini pernah bertugas. Tahu kondisi di lapangan. Janganlah mentang-mentang pangkat jenderal lalu menganggap remeh petugas di lapangan," kata Agum.

"Mereka itu hanya bertugas, melaksanakan perintah. Pernah punya pangkat tinggi itu seharusnya lebih bisa menghargai."

Baca Juga: Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo akan Dilaporkan ke Polisi karena Dianggap Mencemarkan Nama Baik

Terakhir, Agum berpesan khusus kepada Gatot Nurmantyo. Jika ingin membangun gerakan moral jangan mencampurinya dengan gerakan politik.

"Gerakan moral itu tentunya harus diikuti dengan moral yang tinggi, ada bentuk tanggung jawabnya terhadap bangsa," ujarnya.

"Jadi, mohon harus betul-betul gerakan moral, jangan menjadi suatu gerakan politik."

Sementara itu, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengungkapkan ziarah yang dilakukan sejumlah Purnawirawan TNI pada Rabu (30/9/2020) ternyata tidak berijin.

Baca Juga: Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Serukan Dukung Buruh Mogok Nasional Tolak RUU Cipta Kerja

Dudung menjelaskan, awalnya para Purnawirawan TNI itu mengirimkan surat permintaan izin pelaksanaan tabur bunga dan ziarah ke Kementerian Sosial.

Namun, permintaan tersebut ditolak dengan alasan DKI Jakarta masih memiliki angka penyebaran virus corona atau Covid-19 yang cukup tinggi.

"Kami dengar informasi bahwa, PPKN (Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara) membuat surat ijin ziarah di TMP Kalibata yang ditujukan ke Kemensos, namun tidak diijinkan karena Covid-19," kata Dudung pada Kamis (1/10/2020).

Sesuai rencana, kegiatan tabur bunga dan ziarah diadakan pada Rabu, 30 September 2020 karena bertepatan dengan peristiwa G30S/PKI.

Baca Juga: Detik-Detik Gatot Nurmantyo Bersitegang dengan Dandim Jaksel di TMP Kalibata

Karena tak punya izin, para Purnawirawan TNI itu semula tak diperbolehkan masuk ke TMP Kalibata untuk melakukan kegiatan ziarah dan tabur bunga.

Namun, Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang ada dalam rombongan itu tak terima. Ia pun bersitegang dengan Komandan Kodim atau Dandim Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana yang melarangnya masuk.

Setelah terjadi perdebatan cukup alot, akhirnya rombongan Purnawirawan TNI itu diperbolehkan masuk ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Namun, dengan syarat para peziarah yang boleh masuk dibatasi maksimal 30 orang. Mereka pun akhirnya masuk secara bergantian.

Baca Juga: Ini Sosok Kolonel Ucu Yustiana yang Cegah Gatot Nurmantyo, Ternyata Baru 3 Bulan Jadi Dandim Jaksel

Ketika diperbolehkan masuk, sayangnya hal tersebut malah dimanfaatkan para Purnawirawan TNI itu untuk mendeklarasikan dukungannya terhadap gerakan KAMI.

Terkait deklarasi tersebut, Dudung menyayangkan hal itu terjadi. Ia mengingatkan agar para Purnawirawan TNI itu bisa menyampaikan aspirasinya kepada lembaga dan ruang yang sudah ada.

"Kami berharap sesepuh kami ini bisa memahami kalau saat ini kami juga
sedang melewati masa yang sulit," ucap Dudung.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU