Erick Thohir: Penguatan Upaya Penanganan Covid-19 Menunjukkan Hasil Positif
Update corona | 24 September 2020, 11:54 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir mengatakan, upaya pemerintah dalam menangani dan mengantisipasi meluasnya dampak pandemi menunjukkan hasil positif.
Per Rabu (23/9), pemeriksaan spesimen harian Covid-19 mencapai 38.181. Angka tersebut melebihi standar WHO dan persentase pasien sembuh mencapai 73 persen.
Erick melanjutkan, langkah strategis berikutnya adalah meningkatkan tren kesembuhan dan mengantisipasi peningkatan kasus.
Untuk itu pemerintah memastikan kebutuhan perawatan pasien Covdid-19 di rumah sakit rujukan terjaga dan menjaga ketersediaan fasilitas isolasi pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala. Contohnya Wisma Atlet untuk wilayah DKI Jakarta, serta hotel-hotel bintang 2 dan 3 di daerah.
"Hal ini sekaligus meringankan beban rumah sakit, mengurangi beban tenaga medis supaya tidak kewalahan dan kelelahan. Dan yang juga penting membatasi penyebaran virus dan penularan dari OTG,” ujar Erick di Jakarta, Kamis (24/9).
Baca Juga: Erick Thohir Bantah Dilobi: Komisaris dan Direksi BUMN Memang Harus Dekat dengan Menterinya
Sementara bidang farmasi, lanjut Erick, KPCPEN mendorong kemampuan perusahaan farmasi dalam negeri dalam penyediaan alat kesehatan dan obat-obatan esensial untuk terapi penyembuhan pasien Covid-19.
Beberapa obat antivirus yang sangat diperlukan untuk menangani pasien Covid-19 seperti remdesivir memang masih impor. Namun dua perusahaan farmasi nasional, Indofarma dan Kimia Farma, tengah berupaya memproduksi obat antivirus lokal.
Saat ini Indofarma memproduksi antiviral oseltamivir, yang sebelumnya diimpor. Sementara itu, Kimia Farma siap memproduksi favipiravir dan sekarang tengah memproses registrasi ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Untuk urusan vaksin Covid-19, pemerintah juga terus mempercepat ketersediaan vaksin lewat jalur bilateral dan multilateral.
Selain kerja sama Biofarma dengan Sinovac, atau Kimia Farma dengan G42, serta penjajakan kerja sama dengan Genexine, CanSino, dan AstraZeneca, pemerintah tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan farmasi lainnya. Yakni Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax.
“Ditambah mekanisme kerjasama multilateral dengan Unicef dalam kerangka Covax Facility, yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin, maka usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat sudah di jalur yang tepat,” jelas menteri BUMN itu.
Baca Juga: Pilkada Saat Pandemi Corona, Abaikan Suara Publik? - SATU MEJA THE FORUM (Bag 1)
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV