Satgas Covid-19 Dukung Kebijakan Anies Terapkan Kembali PSBB Total
Update corona | 10 September 2020, 17:57 WIBJAKARTA, KOMPASTV – Satgas Penanganan Covid-19 mengapesiasi langkah Pemprov DKI Jakarta yang melakukan rem darurat dan menerpkan kembali PSBB total.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menilai suka tidak suka langkah tersebut harus dilakukan mengingat angka kasus baru di DKI Jakarta terus meningkat.
Menurutnya, tak masalah jika harus mundur selangkah agar penyebaran Covid-19 di Ibu Kota dapat ditekan.
"Kita harus menerima kenyataan ini. Kita harus mundur selangkah untuk bisa melangkah lagi ke depan dalam kehidupan yang lebih baik, lebih normal," ujar Wiku dalam keterangan pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/9/2020).
Baca Juga: Jakarta PSBB Lagi, Tenaga Ahli KSP Ingatkan Anies: Jangan Sampai Berdampak Ekonomi
Wiku menambahkan PSBB transisi yang diberlakukan DKI Jakarta tidak mampu menekan penyebaran virus corona.
Jika dilihat sebelumnya, pada masa awal penerapan PSBB total yakni 10 April hingga 4 Juni 2020, kasus Covid-19 relatif stabil dan terkendali.
Setelah itu DKI menerapkaan PSBB transisi tahap pertama dari 5 Juni hingga 10 September. Dalam masa PSBB transisi kasus Covid-19 cendrung meningkat hingga menembus lebih dari 1.000 per hari.
Hal ini, kata Wiku, karena pada masa PSBB transisi, sejumlah sektor dan aktivitas ekonomi kembali dibuka.
"Oleh karena itu perlu pengetatan kembali," kata dia.
Baca Juga: Update Corona Indonesia 10 September 2020: Tambah 3.861 Kasus, Total 207.203 Positif!
Wiku pun mengajak semua pihak untuk melihat laju kasus Covid-19 di DKI Jakarta ini sebagai pembelajaran.
Ia meminta masyarakat untuk disipilin menerapkan protokol kesehatan.
"Mari kita bangun kedisiplinan bersama jika tidak ingin kondisi ini terulang kembali," sambung Wiku.
Pemprov DKI Jakarta memutuskan menarik rem darurat dan kembali menerapkan PSBB total pada 14 September 2020.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, di antaranya ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh dan tingkat kematian yang tinggi.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV