Terungkap Penyerangan Polsek Ciracas Diduga karena Hoaks Ada Prajurit TNI Dikeroyok
Peristiwa | 29 Agustus 2020, 21:47 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Penyebab terjadinya penyerangan Polsek Ciracas pada Sabtu (29/8/2020) dini hari diduga karena adanya informasi bohong atau hoaks terkait seorang prajurit TNI dikeroyok.
Adalah Prada Muharman Ilham yang disebut-sebut dikeroyok oleh warga di kawasan Arundina, Cibubur, Jakarta Timur. Padahal, setelah ditelusuri Prada Ilham mengalami kecelakaan tunggal.
Komandan Kodim 05/05 Jakarta Timur Kolonel Kav Rahyanto Edy mengungkapkan ada oknum yang menyebarkan isu bahwa Prada Ilham terluka karena dikeroyok.
Baca Juga: Pangdam Jaya: Jika Ada Anggota TNI Terlibat Penyerangan Polsek Ciracas Bawa ke Pomdam untuk Diproses
“Ini menimbulkan lebih kurang seratus orang terprovokasi yang menyebabkan kerugian perusakan gerobak di jalan dan Alfamart hingga pembakaran di Polsek Ciracas,” kata Rahyanto di Jakarta pada Sabtu (29/8/2020).
Prada Ilham diketahui saat ini tengah dirawat di RS Moh Ridean Meuraksa karena mengalami luka-luka usai terlibat dalam kecelakaan tunggal.
Rahyanto mengatakan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah memerintahkan untuk mengusut motif penyerangan Polsek Ciracas.
Pasalnya, Polsek Ciracas kembali menjadi sasaran penyerangan yang sama seperti yang terjadi pada 2018 silam. Seperti diketahui, pada 11 Desember 2018 Polsek Ciracas dirusak dan dibakar sekelompok orang tak dikenal.
Baca Juga: Massa Serbu Polsek Ciracas dan Rusak Toko di Cibubur, Saksi Mata: Pelaku 100 Orang!
Belakangan diketahui pelaku perusakan tersebut adalah oknum anggota TNI. Kerusuhan itu diduga dipicu karena pengeroyokan anggota TNI oleh tukang parkir di Ciracas sehari sebelumnya.
Mereka ketika itu nekat melakukan perusakan Polsek Ciracas karena kesal aparat kepolisian tak kunjung menangkap tukang parkir yang mengeroyok anggota TNI.
Akibat kerusuhan itu, Polsek Ciracas dan sejumlah mobil di sekitar Polsek mengalami kerusakan. Meskipun tak ada korban jiwa, kerugian akibat peristiwa itu diperkirakan mencapai Rp 1 miliar.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV