Selain menjadwalkan ulang, Marthen juga meminta kepada pimpinan sidang untuk menghadirkan pemerintah daerah Papua dan Papua Barat.
"Tolong pimpinan, Pemerintah Daerah Papua dan Papua Barat dihadirkan. Saya Papua sendiri kurang," ujarnya.
Belum cukup sampai di situ, Marthen kemudian menggeberak meja sembari mengatakan apa yang dibicarakanya adalah kebenaran.
"Saya bicara kebenaran, di luar bilang saya non-OPM segala. Bilang OPM saya punya hak bicara. Sakit saya, DPR Dewan Perwakilan, Wakilnya rakyat Papua," ujar Marthen.
Baca Juga: Heboh Anggota DPR Minta CSR Usai Marah dan Usir Dirut Inalum dari Rapat, MKD Diminta Bertindak
"Indonesia, Sabang sampai Merakue, tapi sabar dulu, rumah saya belum aman, baru saya keluar."
Selain Marthen, anggota Komisi VII DPR RI lainnya juga marah. Ia adalah Muhammad Nasir dari Fraksi Demokrat.
Ia meminta agar pimpinan sidang bisa mengatur jalannya rapat dengan baik. Mengacu pada undangan, kata Nasir, mestinya yang hadir Tonny Wenas, bukan Jenpino Ngabdi.
"Kita punya marwah di sini, punya martabat. Kalau orang saja tidak bisa menghargai kita, ngapain. Kalau bisa, rapat kita skors dulu supaya pimpinan bisa atur sidang dengan baik," ujar Nasir.
"Kita punya marwah DPR ini lembaga yang terhormat, kalau orang saja tidak bisa menghormati kita, untuk apa kita hormati."
Baca Juga: Usai Marah dan Usir Bos Inalum Saat Rapat, Ujungnya Anggota DPR Minta CSR
Lebih lanjut, Nasir menuturkan, bahwa dirinya juga pernah berada pada posisi pimpinan sidang. Saat itu, jika ada direktur perusahaan yang tidak hadir, maka ia akan meminta jajarannya untuk pulang.
Baru setelah direktur perusahaan tersebut hadir, rapat bisa dilanjutkan. Dengan kehadiran sang direktur, kata Nasir, maka rapat akan berjalan dengan baik.
"Tolong pimpinan hargai semua teman-teman yang ada di sini, karena kami percaya pada pimpinan," tutur Nasir.
"Pimpinan kami pilih dan kami percaya bisa memimpin sidang ini dengan baik."
Baca Juga: Tampak Pakai Jam Tangan Mewah Saat Usir Bos Inalum, Berapa Kekayaan Muhammad Nasir?
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV