Erick Thohir: Industri Kesehatan Indonesia Tidak Lagi Jago Kandang
Update corona | 23 Agustus 2020, 12:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Industri kesehatan Indonesia tidak akan lagi menjadi jago kandang. Produsen-produsen kesehatan dalam negeri akan unjuk gigi di luar negeri.
Hal demikian dikatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam lawatannya ke Uni Emirat Arab (UEA).
Keyakinan ini dikatakan Erick setelah penandatanganan kerja sama antara Kimia Farma dan Indofarma dengan G42 Healthcare Holdings, perusahaan kesehatan UEA.
"Di sinilah kami pastikan bahwa transformasi industri kesehatan Indonesia tidak jago kandang," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam konfrensi pers secara daring, Sabtu (22/8/2020).
Kedua perusahaan kesehatan Indonesia itu mengikuti jejak Bio Farma yang bekerja sama dengan perusahaan kesehatan China, Sinovac Biotech Ltd beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 dari UEA Akan Tersedia untuk Indonesia pada Tahun Ini
Erick mengatakan, dengan kerja sama ini, industri kesehatan dalam negeri merupakan partner dengan industri kesehatan luar negeri.
"Tapi jadi partner yang baik untuk jaga distribusi baik dalam negeri dan luar negeri," lanjut Erick.
Kerja Sama Sinovac dengan Bio Farma
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Erick Thohir memastikan, kerja sama PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech Ltd bukan hanya sekadar membeli vaksin virus corona.
Kerja sama tersebut juga terdapat proses transfer ilmu dan teknologi.
"Ini kerja sama yang win-win, menang-menang, bahwa Bio Farma bukan tukang jahit, tapi kesepakatan Bio Farma dengan Sinovac ada namanya transfer knowledge, transfer teknologi, ini yang perlu digarisbawahi," ujar Erick saat konferensi pers virtual, Kamis (20/8/2020) malam.
Hal yang sama juga ditekankan dalam kunjungan Erick dengan Vice President Sinopharm dan Vice President Cansino. Sinopharm dan Cansin juga perusahaan yang tengah mengembangkan vaksin Covid-19.
Diketahui, Sinopharm dan Group 42 (G42) asal Uni Emirat Arab (UEA) telah melakukan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19. Sementara CanSino baru saja mendapat izin paten kandidat vaksin Covid-19 Ad5-nCOV pada 11 Agustus 2020.
"Kita memastikan transfer teknologi itu bukan hanya sekadar membeli, dan ini yang saya harapkan bahwa kita semua agar bisa segera bangkit dari Covid-19 sesuai dengan timeline yang sudah dipastikan ibu Menlu tadi, bagaimana imunisasi massal buat bangsa Indonesia bisa segera awal tahun depan," jelas Erick Thohir.
Baca Juga: Isi Perjanjian Bio Farma dengan Sinovac soal Pesanan 40 Juta Vaksin Mulai November 2020
Diketahui sebelumnya, Erick Thohir bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertolak ke China, Kamis (20/8/2020). Keduanya bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi serta perusahaan vaksin asal China, Sinovac.
Mereka menyaksikan penandatanganan MoU antara Sinovac dan Bio Farma. Pada MoU tersebut, Sinovac dan Bio Farma menyepakati dua hal.
Pertama, menyepakati prelimanary agreement of purchase and supply of bulk product of Covid-19 vaccine.
Ini merupakan komitmen perjanjian awal di mana Sinovac akan menyediakan bulk vaksin kepada Bio Farma hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021.
Sebagai informasi, bulk vaccine adalah bahan aktif farmasi dari suatu vaksin.
Kemudian yang kedua, MoU untuk komitmen kapasitas bulk vaccine 2021. Dalam hal ini Sinovac akan memberi prioritas untuk suplai bulk vaccine setelah Maret 2021 hingga akhir 2021.
"Ini adalah kerja sama cukup panjang antara Bio Farma dan Sinovac," kata Retno.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV