Megawati Jadikan Risma, Azwar Anas dan Jokowi Contoh untuk Bakal Calon Kepala Daerah
Politik | 21 Agustus 2020, 16:05 WIB"Kalau pimpinannya mau dekat dengan rakyat, berjuang dengan rakyat, mempunyai inspirasi, sangat kreatif, maka pasti akan memungkinkan untuk dapat dilihat dengan rakyat, dicintai oleh rakyat, dan rakyat pasti akan memilih," tuturnya.
Putri Presiden Pertama RI Soekarno ini mengingatkan calon pemimpin daerah untuk tidak angkuh dan pongah jika telah menang dalam kontestasi Pilkada. Apalagi jika tidak mau turun ke bawah. Karena PDI Perjuangan belum tentu akan merekomendasikannya lagi.
Jika kandidat berpegang pada survei, menurut Megawati, hal itu bukan jaminan. Karena survei hanya menjadi satu bagian saja bagi PDI Perjuangan untuk melihat kelayakan kandidat.
PDI Perjuangan hanya akan melihat bagaimana kandidat pemimpin itu dekat dengan rakyat. "Siapa yg menilai? Rakyat. Siapa yang melihat? Rakyat. Siapa yang mendengar? Rakyat," katanya.
Sekolah Partai secara Virtual
PDI Perjuangan menggelar sekolah partai untuk mempersiapkan para bakal calon kepala daerah yang diusung pada Pilkada 2020. Sebanyak 129 bakal calon kepala daerah dan wakilnya mengikuti sekolah partai Angkatan I secara virtual.
"Sekolah Partai ini sangat penting, terlebih tantangan kampanye yang dihadapi calon di tengah pandemi," kata Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: PDIP Umumkan 75 Paslon yang akan Bertarung di Pilkada 2020, Termasuk Bobby Nasution?
Hasto juga mengatakan, peserta sekolah partai diikuti oleh berbagai tingkatan pendidikan. Bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerahnya ada yang menamatkan pendidikan S3, S2, S1, D3 hingga SMA.
Menurut catatan Megawati, sekolah partai kali ini diikuti oleh bakal calon yang memiliki pendidikan yang lebih baik. Yakni 7 peserta berpendidikan S3, 44 peserta berpendidikan S2.
Kemudian, 62 peserta berpendidikan S1, 6 peserta berpendidikan D3, dan 9 peserta berpendidikan SMA.
"Ini sebuah kemajuan luar biasa dari PDI Perjuangan," ucapnya.
Karena, lanjut Mega, ketika masih partai masih bernama Partai Demokrasi Indonesia, bakal calon pemimpin daerah datang dari rakyat yang sisi pengetahuannya masih sangat rendah.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV