Pimpin Sidang DK PBB, Menlu Retno Dorong Diplomasi Perdamaian di Tengah Pandemi
Politik | 13 Agustus 2020, 07:35 WIBJAKARTA, KOMPASTV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menekankan tiga poin utama merespons tantangan global yang semakin meningkat dalam menjaga perdamaian dunia pada situasi pandemi.
Retno menilai pandemi telah meningkatkan kerentanan negara-negara terdampak konflik. Di beberapa negara bahkan terancam jatuh kembali ke jurang krisis.
Tiga poin utama ini dipaparkan Retno dalam debat terbuka virtual Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai Pandemi dan Tantangan Bina Damai yang diselenggarakan pada hari Rabu (12/08/2020).
Baca Juga: [FULL] Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Terkait Kebijakan WNI di Luar Negeri
Poin Pertama, aspek bina damai perlu menjadi bagian dalam upaya penanggulangan pandemi secara komprehensif.
Retno menilai DK PBB perlu memastikan partisipasi inklusif para pemangku kepentingan lokal dalam upaya bina damai.
"Prioritas lainnya juga menciptakan lingkungan internasional yang kondusif untuk mendukung upaya bina damai di masa pandemi," ujar Retno.
Poin Kedua, Retno menegaskan upaya bina damai membutuhkan sinergi antara badan kerja dalam sistem PBB.
Baca Juga: Tantangan Berat untuk ASEAN di Usia ke-53, Ini Penjelasan Menlu Retno Marsudi
Menurutnya PBB harus mengintegrasikan pendekatan yang sensitif terhadap konflik dalam upaya penangangan pandemi.
"Gencatan konflik dan jeda kemanusiaan akan memampukan tersalurkannya bantuan dan perawatan Covid-19 dengan tepat waktu kepada warga sipil dalam konflik," sambung Retno.
Poin Ketiga, mengoptimalisasikan penggunaan sumber daya yang terbatas penting untuk upaya bina damai. Sebab mayoritas negara terdampak konflik tersebut dihadapkan dengan pada pilihan yang sulit antara pengeluaran untuk infrastruktur kesehatan atau pembangunan perdamaian.
Dalam konteks ini, kata Retno, Indonesia menggarisbawahi lapor an terbaru Sekjen PBB mengenai pembangunan dan pertahanan perdamaian yang mencatat adanya penurunan porsi bantuan luar negeri untuk pembangunan perdamaian di negara-negara yang terdampak konflik.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Bahas Proses Perdamaian Afghanistan dan Palestina di Doha
"Pendanaan inovatif seperti kerja sama selatan-selatan dan Triangular serta institusi filantropis menjadi penting dalam menghadapi situasi ini," ujar Retno.
Retno menambahkan di tengah meningkatnya ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi, upaya bina damai dan upaya perdamaian berkelanjutan menjadi semakin sulit untuk dilakukan.
Namun, Menlu Retno optimistis situasi krisis ini dapat membuka jalan bagi perdamaian.
"Mari kita gunakan momentum ini untuk semakin memajukan perdamaian," ujar Menteri Marsudi menutup sambutannya.
Baca Juga: Mengenal Sosok Rama Wahyudi, Prajurit yang Gugur Dalam Misi Perdamaian PBB
Debat terbuka ini merupakan terobosan baru Indonesia untuk memulai pembahas isu bina damai di masa pandemi yang diapresiasi oleh negara anggota DK PBB.
Pertemuan dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi negara anggota DK PBB, di antaranya Menlu Vietnam, Estonia, Afrika Selatan, serta Minister of State Jerman.
Pertemuan DK PBB tersebut dipimpin langsung oleh Menlu Retno selaku Presiden Dewan Keamanan PBB di bulan Agustus 2020 dan dihadiri oleh seluruh negara anggota DK PBB.
Baca Juga: Indonesia Angkat Isu Palestina Dalam Sidang DK PBB
Pertemuan menghadirkan sejumlah briefers, di antaranya Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres; Mantan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon; dan Direktur Center on International Cooperation New York University, Sarah Cliffe.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV